PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) atau Antam berencana menambah portofolio aset tambangnya melalui akuisisi baru yang saat ini tengah dalam tahap kajian.
Rencana ekspansi tersebut menjadi bagian dari strategi perusahaan untuk memperkuat bisnis jangka panjang, menyusul capaian laba bersih yang melonjak signifikan pada paruh pertama 2025.
Direktur Komersial Antam Hendi Sutanto mengatakan, proses akuisisi masih dalam tahap peninjauan dan kemungkinan besar baru akan direalisasikan tahun depan.
“Ada, ada. Rencana ada [akuisisi tambang baru]. Tapi mungkin di tahun depan karena sudah tinggal tiga bulan nih,” ucap Hendi saat ditemui wartawan usai acara Indonesia International Sustainability Forum 2025 di JCC, Sabtu (11/10).
Kata Hendi, Antam saat ini tengah melirik sejumlah peluang akuisisi tambang baru di dalam maupun luar negeri. Namun, lokasi spesifiknya belum bisa diungkap karena masih dalam tahap kajian kelayakan ekonomi.
“Yang pasti kita lagi melirik, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Cuma kalau Indonesia sebelah mana, kita belum bisa disclose, karena kita masih tahap mengkaji keekonomisannya. Tapi kita mengutamakan juga, lihat juga nih, yang kita kan punya afiliasi, nah afiliasi kita bisa juga kita lirik,” ujarnya.
Rencana ekspansi ini muncul di tengah kinerja keuangan Antam yang mencatatkan pertumbuhan historis pada semester I 2025. Perusahaan mencatat laba bersih sebesar Rp 5,14 triliun, melonjak 240 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,51 triliun.
Lonjakan laba tersebut didorong oleh performa kuat dari segmen nikel serta logam mulia dan pemurnian. Laba dari segmen nikel melesat menjadi Rp 3,53 triliun dari sebelumnya hanya Rp 148,10 miliar pada semester I 2024, sementara segmen logam mulia dan pemurnian berkontribusi Rp 3,23 triliun.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko ANTAM, Arianto Sabtonugroho Rudjito, menegaskan capaian ini tak lepas dari strategi jangka panjang perusahaan.
Penjualan komoditas nikel, baik feronikel maupun bijih nikel, tercatat naik 125 persen menjadi Rp 7,87 triliun dari Rp 3,50 triliun pada semester I 2024.
Di sisi lain, penjualan emas mencapai Rp 49,54 triliun atau 84 persen dari total penjualan perusahaan, naik 163 persen dari Rp 18,83 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Volume penjualan emas ikut meningkat 84 persen menjadi 29.305 kg. Lonjakan ini turut ditopang oleh aplikasi digital ANTAM Logam Mulia yang diluncurkan pada Maret 2025.