Liputan6.com, Jakarta Menjadi pemain Manchester United selalu membawa dua sisi: kehormatan besar dan tekanan yang tak kalah berat. Klub dengan sejarah panjang dan basis suporter global itu menuntut standar tertinggi dari setiap penggawa yang mengenakan seragam merah legendaris.
Namun tidak semua mampu bertahan dalam pusaran ekspektasi tersebut. Ada yang kehilangan kepercayaan diri, ada yang tak mendapat tempat di tim utama, dan ada pula yang sekadar butuh udara baru untuk kembali hidup.
Menariknya, belakangan muncul fenomena yang disebut banyak pengamat sebagai post-United bounce, ketika para pemain yang gagal bersinar di Old Trafford justru menemukan kembali performa terbaik setelah hengkang.
Musim ini saja, tiga nama besar menjadi contoh nyata: Marcus Rashford, Rasmus Hojlund, dan Andre Onana. Mereka menunjukkan bahwa terkadang, karier bisa melesat justru setelah keluar dari bayang-bayang Old Trafford.
Marcus Rashford: Bebas dari Tekanan, Bersinar di Barcelona
Marcus Rashford sempat kehilangan arah di Manchester United. Performa yang naik-turun dan kepercayaan diri yang menurun membuatnya dipinjamkan ke Aston Villa pada paruh kedua musim lalu. Namun, titik balik datang saat Barcelona mengajukan pinjaman penuh untuk musim 2025/26.
Di Catalonia, Rashford tampak seperti pemain yang benar-benar baru. Ia mulai menikmati sepakbola lagi, terlihat ringan, penuh keyakinan, dan produktif. Dalam 10 laga pertamanya untuk Barcelona, pemain berusia 27 tahun itu sudah mencetak tiga gol dan empat assist.
Sorotan tertinggi datang saat ia melesakkan dua gol ke gawang Newcastle United di Liga Champions. Aksi itu bukan hanya mengembalikan kepercayaan dirinya, tetapi juga membuat publik Camp Nou berdiri memberi tepuk tangan panjang, sesuatu yang jarang ia rasakan di Old Trafford akhir-akhir ini.
Andre Onana: Dari Olok-Olok Jadi Pahlawan di Turki
Tak banyak kiper yang menerima tekanan sebesar Andre Onana saat membela Manchester United. Sejumlah blunder fatal membuatnya menjadi sasaran kritik tajam, dan posisinya akhirnya tergeser.
Namun nasib berubah ketika Trabzonspor memberinya kesempatan bermain di Turki. Onana langsung tampil luar biasa sejak laga debut, meski timnya kalah 0-1, ia dinobatkan sebagai pemain terbaik. Pada pertandingan berikutnya, ia bahkan mencatat satu assist yang membantu tim menyamakan kedudukan 1-1 melawan Gaziantep FK.
Di luar statistik, performanya memancarkan ketenangan dan keyakinan baru. Jelas terlihat, jauh dari sorotan tajam Liga Inggris, Onana menemukan kembali ketenangan yang sempat hilang.
Rasmus Hojlund: Lahir Kembali di Napoli
Rasmus Hojlund mengalami musim mengecewakan bersama Manchester United. Produktivitasnya menurun drastis, dan ia bahkan dicoret dari skuad di awal musim 2025/26. Namun saat Napoli datang dengan tawaran peminjaman, segalanya berubah.
Baru 14 menit menjalani debut, striker muda Denmark itu langsung mencetak gol. Hingga jeda internasional Oktober, ia sudah mengemas empat gol dalam enam pertandingan, termasuk dua gol ke gawang Sporting CP di Liga Champions dan satu gol penentu kemenangan atas Genoa.
Hojlund tampak kembali bersemangat, seperti menemukan lingkungan yang lebih selaras dengan insting menyerangnya. Di bawah dukungan tifosi Napoli yang fanatik, kariernya kembali hidup.
McTominay dan Antony: Kebangkitan dari Selatan Eropa
Fenomena kebangkitan mantan pemain Manchester United tak berhenti di musim ini. Setahun sebelumnya, dua nama juga menorehkan kisah luar biasa di Eropa Selatan: Scott McTominay dan Antony.
McTominay pindah ke Napoli pada musim panas 2024 dan langsung menjadi tulang punggung lini tengah. Ia membantu klub itu meraih gelar Serie A sekaligus dinobatkan sebagai MVP liga. Energi, determinasi, dan kemampuannya mencetak gol penting membuatnya dicintai publik San Paolo.
Sementara itu, Antony yang sempat menjadi simbol kegagalan rekrutmen besar-besaran United justru bersinar di Real Betis. Setelah dua musim frustrasi di Inggris, winger ...