
RUDIANTO Manurung yang terpilih kembali secara aklamasi untuk memimpin Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) Riau periode 2025-2029 berkomitmen ingin membawa atlet-atlet sepak takraw Indonesia berjaya di level internasional.
Menurut Rudianto, olahraga Melayu itu bukan sekadar soal medali, tapi juga soal harga diri. Indonesia, negeri yang menjadi salah satu asal tradisi takraw, sudah seharusnya tidak hanya menjadi penonton di arena dunia. “Kalau anak-anak Riau bisa juara di Asia Tenggara, maka anak-anak Indonesia bisa juara dunia,” ungkap Rudianto, dalam keterangannya, Sabtu (11/10).
Dia bertekad ingin membawa sepak takraw Indonesia menjuarai Kejuaraan Dunia ISTAF yang digelar empat tahun sekali, serta King’s Cup, turnamen tahunan paling bergengsi di bawah Federasi Sepak Takraw Internasional.
Ia menuturkan saat dirinya ketika pertama kali menjabat Ketua PSTI Riau pada 2021, organisasi tersebut dalam kondisi nyaris mati suri. Kepengurusan lama vakum, turnamen sepi, dan atlet kehilangan arah. Namun begitu, ia memilih membangkitkan olahraga ini mulai dari bawah.
Ia lalu berkeliling ke kabupaten satu per satu, Rokan Hulu, Bengkalis, Indragiri Hilir, untuk membangkitkan kembali semangat pelatih dan pemain. Dia sangat paham bahwa sepak takraw bukan sekadar olahraga, tapi bagian dari identitas Melayu yang mesti dijaga. "Kalau bukan kita yang merawat, siapa lagi?" kata Rudianto.
Pada masa kepemimpinannya, ia memprioritaskan pembinaan berjenjang. Ia memperbanyak kompetisi lokal, membuka pelatihan usia dini, serta menggandeng KONI serta Dinas Pemuda dan Olahraga untuk memperkuat infrastruktur.
Dua tahun kemudian, Riau menjadi salah satu daerah penyumbang atlet terbanyak bagi tim nasional sepak takraw Indonesia. Dari Tanah Melayu ini lahir nama-nama seperti Muhammad Hafiz dan Wan Annisa, yang menyumbangkan medali emas, perak, dan perunggu pada SEA Games 2023 di Kamboja.
"Anak-anak Riau kelak bisa bersaing pada level Asia Tenggara. Mereka hasil kerja keras pembinaan yang kami tanam sejak awal," kata Rudianto.
Ia menambahkan jika kelak dipercaya memimpin PSTI nasional, dirinya akan memperkuat pelatnas dengan sistem meritokrasi, menggandeng sponsor jangka panjang, dan memastikan kesejahteraan atlet sebagai prioritas.“Sepak takraw bukan olahraga kecil. Ini warisan budaya yang bisa jadi kebanggaan bangsa,” pungkasnya. (H-2)