Jaga Daya Beli untuk Pertahankan Pertumbuhan Ekonomi 5%

15 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Jaga Daya Beli untuk Pertahankan Pertumbuhan Ekonomi 5% Ilustrasi(Antara)

ASOSIASI Pengusaha Indonesia (Apindo) melihat capaian pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025 sebesar 5,12% memberi sinyal bahwa perekonomian Indonesia masih memiliki pondasi yang kuat. Hal itu menunjukkan adanya daya tahan di beberapa sektor, termasuk peran stimulus fiskal pemerintah yang mulai terasa bulan Juni lalu.

Ketua Umum Apindo Shinta W Kamdani mencontohkan pemerintah yang merancang berbagai program untuk menjaga konsumsi masyarakat selama masa libur sekolah. Mulai dari diskon transportasi umum, tarif tol, listrik rumah tangga, bantuan pangan dan sembako, hingga subsidi upah bagi 17 juta pekerja dan 3,4 juta guru honorer. 

Selanjutnya, konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi sebesar 54,25% dengan pertumbuhan 4,97% secara triwulanan dan 6,99% secara tahunan.

Shinta menyebut pertumbuhan konsumsi ini disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan rumah tangga, termasuk kebutuhan primer dan makanan, serta meningkatnya mobilitas masyarakat.

"Aktivitas konsumsi juga terdorong oleh tingginya aktivitas pariwisata selama periode libur nasional dan hari besar keagamaan seperti Idul Fitri, Waisak, Isa Almasih, dan Idul Adha, yang turut mendorong sektor restoran dan hotel," katanya kepada Media Indonesia.

Apindo memandang pertumbuhan di atas 5% patut disambut dengan optimisme, tetapi perlu juga memperhatikan catatan di lapangan. Misalnya daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih, konsumsi rumah tangga masih di bawah rata-rata historis, dan sektor manufaktur masih dalam fase kontraksi.

"Karena itu, peluang menjaga pertumbuhan tahunan di kisaran 5% masih terbuka. Namun sangat bergantung pada langkah lanjutan pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat, mempercepat realisasi belanja, memperkuat ekspor, dan memastikan iklim usaha tetap kondusif untuk mendorong investasi," jelasnya.

Shinta menyebut sejumlah hal dibutuhkan pelaku usaha untuk mendorong laju PDB tetap 5% tahun ini. Menurutnya, pelaku usaha membutuhkan dua hal utama, yakni kepastian dan efisiensi.

"Pertama, kepastian dalam regulasi, perizinan, dan penegakan hukum sangat penting agar pelaku usaha bisa ekspansi tanpa ragu. Kedua, efisiensi dalam biaya produksi, logistik, energi, dan pembiayaan juga perlu ditingkatkan, karena high cost economy masih menjadi keluhan utama di sektor riil," ungkapnya.

Apindo juga mendorong agar stimulus tidak hanya fokus pada sisi konsumsi untuk penguatan daya beli dan konsumsi, tapi juga diperkuat dari sisi produksi. Terutama stimulus yang dapat berdampak terhadap cost structure industri.

"Selain itu, percepatan pelaksanaan program strategis pemerintah, terutama di sektor infrastruktur, pangan, dan hilirisasi, juga dapat memberi efek pengganda (multiplier effect) terhadap permintaan domestik dan investasi swasta," paparnya.

Di samping itu, sektor manufaktur Tanah Air saat ini sedang dalam fase kontraksi, dengan PMI yang kembali turun ke level 46,9 pada Juni. Hal ini melanjutkan tren kontraksi tiga bulan beruntun yang mana PMI bulan April 2025 merupakan level terendah sejak Agustus 2021.

Ini juga tercermin dari data Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang masih menunjukan penurunan dari selama 3 bulan terakhir. Pada Maret 2025, IKI berada pada level 52,98. Namun, turun drastis pada April (51,9), Mei (52,11), dan Juni (51,84).

Permintaan baru, baik dari sisi domestik maupun ekspor, dilaporkan mengalami pelemahan sekaligus menunjukkan aktivitas pasar benar-benar sedang melambat.

Menurut Shinta, banyak pelaku usaha yang melaporkan penundaan pesanan baru. Hal itu mencerminkan turunnya kepercayaan dan daya beli di pasar daya beli. Sementara itu, pasar ekspor juga belum bisa diandalkan karena gejolak perdagangan global yang terjadi.

"Banyak perusahaan menahan ekspansi, mengurangi output, bahkan melakukan penyesuaian tenaga kerja. Ini bukan sekadar karena faktor global semata, tapi juga karena biaya produksi yang masih sangat tinggi dari logistik, bahan baku impor, energi, hingga beban regulasi yang belum sepenuhnya efisien," jelasnya.

Untuk mendorong kontribusi industri, pihaknya menilai ada tiga langkah strategis yang perlu didorong. Pertama, instrumen jangka pendek yaitu stimulus untuk industri.

"Insentif dan perlindungan tidak cukup hanya bersifat normatif, perlu langkah afirmatif yang dapat yang langsung menyasar titik tekan pelaku industri, mulai dari biaya produksi, akses bahan baku, hingga kepastian regulasi," ujar Shinta.

Kedua, penyelesaian yang sifatnya jangka menengah panjang, yaitu mengeliminasi berbagai bottleneck yang masih menciptakan high cost economy

"Kombinasi dari kedua hal ini sangat penting untuk mengembalikan daya saing sektor manufaktur yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional," pungkasnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada triwulan II tahun 2025 tumbuh 5,12% secara year-on-year. Sementara bila dibandingkan dengan triwulan I 2025 tumbuh sebesar 4,04%.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud menyebut ekonomi Indonesia berdasarkan besaran produk domestik bruto (PDB) pada triwulan II 2025 atas dasar harga berlaku sebesar Rp5.947 triliun, dan atas dasar harga konstan sebesar Rp3.396,3 triliun.

“Jika dilihat dari sumber pertumbuhan pada triwulan II 2025, industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan terbesar, yaitu sebesar 1,13%,” ungkapnya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (5/8).

Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh lapangan usaha perdagangan dengan sumber pertumbuhan 0,70%, informasi dan komunikasi dengan sumber pertumbuhan 0,53%, serta konstruksi dengan sumber pertumbuhan 0,47%.

Dari sisi pengeluaran, pada triwulan II tahun 2025 secara year-on-year seluruh komponen mengalami pertumbuhan positif kecuali konsumsi pemerintah.

Komponen pengeluaran yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB adalah konsumsi rumah tangga dengan kontribusi sebesar 54,25%. Pada triwulan II tahun 2025, komponen ini tumbuh cukup kuat yakni sebesar 4,97%.

“Hal ini mengindikasikan masih kuatnya permintaan domestik,” kata Edy.

Selain itu, komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) juga memberikan kontribusi yang besar terhadap PDB triwulan II tahun 2025 sebesar 27,83%. Dengan demikian, 82,08% PDB triwulan II berasal dari konsumsi rumah tangga dan PMTB.

“Jika dilihat dari sumber pertumbuhan pada triwulan II 2025, konsumsi rumah tangga masih menjadi sumber pertumbuhan terbesar, yaitu sebesar 2,64% dari 5,12% pada pertumbuhan ekonomi di triwulan II, serta komponen PMTB dengan sumber pertumbuhan 2,06%,” paparnya.

Konsumsi rumah tangga terus tumbuh seiring meningkatnya belanja kebutuhan primer dan mobilitas rumah tangga. Kebutuhan bahan makanan dan makanan jadi meningkat karena aktivitas pariwisata selama periode libur hari besar keagamaan nasional dan hari libur sekolah.

Mobilitas masyarakat yang meningkat mendorong peningkatan konsumsi untuk transportasi dan restoran.

Sementara PMTB tumbuh didorong oleh investasi swasta dan pemerintah, belanja modal pemerintah pada triwulan 2025 tumbuh 30,37% secara year-on-year, terutama pada komponen mesin dan peralatan. (E-4)

Read Entire Article