Yogyakarta kini bukan hanya kota pelajar dan budaya. Dengan keberadaan 3.500 coffee shop, Jogja mengukuhkan diri sebagai salah satu episentrum kopi nasional. Potensi itu pula yang melatari Jogja Coffee Week (JCW) menetapkan tema resmi 10 tahun pertama mereka: “Indonesia Coffee Showcase”.
“Jogja yang notabene adalah kota pariwisata, kota budaya, dan kota pendidikan itu kan ternyata memiliki kedai kopi terbanyak di Indonesia. Kita itu ada 3.500 kedai kopi yang tercatat. Warung Madura itu 4.000. Jadi, kita hampir saingan coffee shop-nya dengan Warung Madura. Di setiap jengkal pasti ada,” kata Rahadi Saptata Abra, Founder sekaligus Ketua Panitia JCW 2025, Senin (25/8).
Menurut Abra, banyaknya coffee shop di Jogja juga diperkuat oleh kopi khas daerah ini. “Kita juga punya dua kopi yang sangat terkenal, satu kopi Merapi, kemudian ada kopi Menoreh. Ada juga kopi di Gunung Kidul ini baru dibangun juga (kebunnya),” jelasnya.
Selain itu, Jogja juga dikenal dengan kopi Joss, kopi hitam panas dengan arang membara yang dicelupkan langsung ke dalam gelas. Semua keunikan ini menjadi modal untuk mengangkat Jogja sebagai pusat kopi nasional.
“Dengan kelebihan-kelebihan dan keunikan Jogja itu kami mencanangkan Jogja itu sebagai showcase-nya kopi Indonesia. Itu adalah jendelanya kopi Indonesia,” tambah Abra.
Green Bean Competition Sebagai Fondasi Hulu
Sebagai pembuka rangkaian, JCW lebih dulu menggelar Green Bean Competition pada 25–27 Agustus 2025 di Loman Park Hotel Yogyakarta. Kompetisi ini memberi panggung bagi petani dan prosesor kopi untuk memperlihatkan kualitas biji kopi hasil panennya.
“Kalau coffee shop adalah wajah hilir kopi, Green Bean Competition adalah pondasi hulunya,” ujar Ferry Elhas, Ketua Panitia Green Bean Competition JCW 2025, Senin (25/8).
Sebanyak 150 sampel kopi dikirim dari berbagai daerah untuk dinilai berdasarkan standar Specialty Coffee Association (SCA). Proses penjurian berlangsung 25–27 Agustus dengan melibatkan 12 juri profesional. Masyarakat umum dan pencinta kopi juga bisa ikut mencicipi kopi peserta kompetisi dalam sesi public cupping pada 26–27 Agustus.
Sebagai informasi, kompetisi green bean jarang diadakan di Indonesia lantaran biayanya besar dan membutuhkan juri profesional bersertifikat internasional.
Bagi Abra, keberanian menghadirkan kompetisi hulu hingga pameran besar di hilir adalah upaya menjadikan Jogja sebagai pusat kopi nasional sekaligus internasional.
“Dengan itu, kami berharap Jogja akan diterima sebagai jendelanya kopi Indonesia. Bahkan, visi kita ke depan, Jogja itu menjadi kota kopi dunia,” ujarnya.
Pameran utama Jogja Coffee Week #5 akan digelar pada 5–7 September 2025 di Jogja Expo Center (JEC). Sebanyak 170-180 tenant dari hulu hingga hilir industri kopi ak...