Jakarta (ANTARA) -
Aksi unjuk rasa adalah bentuk konkret dari kebebasan berpendapat dan berekspresi yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945. Namun yang terjadi belakangan, upaya untuk mewujudkan demokrasi itu kerap diwarnai berita hoaks dan disusupi oleh provokator.
Hoaks ini sering menyebar melalui pesan berantai di WhatsApp, media sosial, hingga situs daring yang tidak terverifikasi. Informasi yang salah ini dapat menimbulkan kebingungan, kepanikan, hingga konflik di masyarakat.
Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk lebih cermat dalam menyaring informasi agar tidak terjebak dalam penyebaran berita palsu. Kesadaran dan kehati-hatian setiap orang menjadi kunci untuk meminimalkan dampak negatif dari hoaks, terutama di tengah situasi yang sensitif seperti aksi demonstrasi.
Kenali ciri-ciri hoaks
Hoaks biasanya memiliki ciri-ciri tertentu yang dapat dikenali. Beberapa di antaranya adalah:
1. Judul provokatif atau bombastis
Sering menggunakan kata-kata yang dramatis dan mengundang emosi pembaca agar cepat dibagikan.
2. Sumber informasi tidak jelas atau anonim
Informasi yang tidak menyebutkan pihak yang kredibel, alamat situs resmi, atau akun terpercaya patut dicurigai.
3. Gambar atau video yang tidak sesuai konteks
Banyak hoaks menggunakan konten lama atau diambil dari peristiwa lain, kemudian dipelintir sehingga terlihat seolah-olah terkait dengan demo saat ini.
4. Bahasa emosional dan ajakan cepat menyebarkan informasi
Hoaks cenderung memancing kemarahan, ketakutan, atau simpati ekstrem agar orang ikut menyebarkannya tanpa mengecek kebenaran.
7 langkah menghindari hoaks
Untuk menghindari terjebak dalam penyebaran hoaks, masyarakat dapat menerapkan beberapa langkah berikut:
1. Periksa sumber informasi
Pastikan informasi berasal dari sumber yang kredibel dan terpercaya, seperti media massa resmi atau situs pemerintah. Jangan langsung mempercayai informasi yang berasal dari sumber anonim atau tidak jelas.
2. Verifikasi fakta
Gunakan situs pemeriksa fakta atau layanan cek fakta untuk memastikan kebenaran informasi. Langkah ini penting agar tidak ikut menyebarkan berita yang salah.
3. Cermati tanggal dan konteks
Perhatikan kapan informasi tersebut diterbitkan dan konteksnya. Banyak hoaks menggunakan gambar atau video lama yang seolah-olah terkini. Dengan memeriksa tanggal, kita bisa menghindari salah paham.
4. Waspadai judul sensasional
Judul yang terlalu dramatis atau menghebohkan patut dicurigai. Berita yang kredibel biasanya menyampaikan fakta secara objektif, tidak hanya untuk menarik perhatian.
5. Gunakan fitur pelaporan di media sosial
Jika menemukan informasi mencurigakan, gunakan fitur pelaporan di platform media sosial untuk membantu menghentikan penyebaran hoaks.
6. Edukasi diri dan lingkungan sekitar
Tingkatkan kesadaran diri dan orang di sekitar tentang bahaya hoaks. Semakin banyak orang yang memahami cara memverifikasi informasi, semakin sulit bagi hoaks untuk menyebar.
7. Jangan mudah terpengaruh oleh pesan berantai
Pesan berantai sering kali menjadi media penyebaran hoaks. Jika Anda menerima pesan berantai yang meminta untuk segera disebarkan, berhati-hatilah dan lakukan pengecekan terlebih dahulu
Pentingnya kesadaran
Di tengah maraknya aksi demonstrasi, masyarakat perlu tetap waspada terhadap informasi yang beredar. Hoaks tidak hanya menyesatkan, tetapi juga berpotensi memicu ketegangan sosial. Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan, seperti memeriksa sumber, memverifikasi fakta, dan edukasi digital, kita bisa mengurangi risiko penyebaran informasi palsu.
Selain itu, kesadaran kolektif juga diperlukan. Masyarakat yang cerdas informasi akan lebih kritis terhadap berita yang diterima dan tidak mudah terprovokasi. Dengan demikian, ruang digital menjadi lebih sehat dan aman dari hoaks.
Dengan menjadi konsumen informasi yang cerdas, setiap individu berperan aktif dalam menciptakan lingkungan sosial yang lebih aman, harmonis, dan bebas dari pengaruh berita palsu.
Baca juga: Malaysia panggil TikTok, Meta soal konten hoaks dan asusila
Baca juga: Akademisi: Waspada hoaks pasca-kericuhan
Baca juga: Hoaks! Prabowo minta rakyat jarah rumah Bahlil dan Sri Mulyani
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.