
ANALIS sekaligus Founder Stocknow.id Hendra Wardana menilai kinerja PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) tetap solid pada semester I 2025 meskipun menghadapi tekanan ekonomi dan tantangan operasional.
Pada periode tersebut, BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp1.416,62 triliun atau tumbuh 5,97% secara tahunan (yoy), dengan dominasi kuat pada sektor UMKM yang mencapai 80,32% dari total kredit.
"Capaian solid ini menunjukkan konsistensi BRI sebagai motor utama pembiayaan sektor produktif di tengah dinamika ekonomi domestik," kata Hendra, Kamis (31/7).
Dari sisi kualitas aset, BRI mampu menjaga profil risiko dengan baik. Hal ini tecermin dari penurunan rasio kredit bermasalah atau
non-performing loan (NPL) gross menjadi 3,23% dan NPL net sebesar 0,99%, menunjukkan manajemen risiko yang prudent dalam ekspansi kreditnya.
Dari sisi likuiditas, BRI masih mencatatkan posisi yang kuat. Dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp1.482,12 triliun, tumbuh 6,65% (yoy) dengan rasio CASA yang tinggi di 65,51%. Loan to Deposit Ratio (LDR) berada pada level sehat sebesar 84,97%, mencerminkan kecukupan likuiditas dalam mendukung ekspansi kredit.
Ke depan, Hendra mengatakan tantangan utama BRI adalah menjaga efisiensi operasional dan memperbaiki margin bunga bersih di tengah kondisi suku bunga tinggi dan kompetisi dana yang semakin ketat. Dengan basis nasabah yang luas, kekuatan di sektor UMKM, serta fokus pada inovasi produk seperti payroll dan gadai emas, prospek jangka menengah BRI tetap positif.
Dari sisi teknis saham BBRI saat ini berpotensi menguji level support di Rp3.650, dengan peluang rebound menuju target Rp4.030. Hal ini mencerminkan pandangan pelaku pasar terhadap fundamental BRI yang masih kuat. "Serta, peran strategisnya dalam mendorong inklusi keuangan nasional," tutupnya. (Ins/E-1)