Sumenep, Jawa Timur (ANTARA) - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menargetkan sekitar 70 ribu anak di Sumenep bisa mendapatkan imunisasi campak dalam waktu dua minggu.
"Target kita dua minggu selesai. Kalau dalam dua minggu selesai, mudah-mudahan ini akan langsung secara drastis menurunkan indikasi campak,” kata Budi saat meninjau penanganan kejadian luar biasa (KLB) campak di Sumenep, Madura, Jawa Timur, Kamis.
Dia menyebutkan bahwa pemerintah telah menyiapkan pasokan vaksin campak yang cukup. Ada 11 ribu vial vaksin, katanya, sehingga 1 vial rata-rata bisa dipakai untuk delapan orang.
Budi menjelaskan bahwa campak bukan hanya penyakit menular biasa, tetapi juga bisa menyebabkan kematian karena tingkat fatalitasnya cukup tinggi. Karena itu, langkah utama pemerintah dalam menghadapi wabah campak adalah dengan melakukan imunisasi massal.
Dia menyampaikan wacana pendirian laboratorium diagnosis campak di Madura agar kasus campak bisa lebih cepat terdeteksi tanpa harus mengirim sampel jauh ke Surabaya.
“Sekarang yang saya ingin lakukan, saya ingin pastikan ada satu lab di Madura, sehingga kalau ada indikasi campak, kirimnya tidak usah jauh-jauh ke Surabaya,” katanya.
Menurutnya, keberadaan laboratorium lokal sangat penting agar pemeriksaan spesimen bisa lebih cepat. Jika ditemukan satu saja kasus, maka semua anak di kecamatan itu langsung diimunisasi.
Budi juga menekankan pentingnya pelibatan masyarakat dalam deteksi dini. Dia berharap keluarga, aparat desa, hingga Babinsa bisa berperan aktif mengenali gejala campak.
“Surveilance seperti screening, kita temukan. Karena ini penyakit gampang dilihatnya, demam dan ada tanda-tanda ruam-ruaman seperti itu,” katanya.
Selain itu, dia mengingatkan bahaya hoaks yang dapat menghambat imunisasi.
“Sekarang kan banyak berita-berita WhatsApp mengenai jangan imunisasi, jangan vaksinasi. Teman-teman, itu sangat berbahaya dan jahat. Karena kita lihat sampai meninggal 20 anak, hanya gara-gara masyarakat diteror berita-berita itu,” ujar Budi.
Dengan adanya laboratorium di Madura dan percepatan imunisasi massal, katanya, kasus campak diharapkan bisa segera ditekan.
Baca juga: Menkes: Campak lebih bahaya dari COVID-19, penularannya lebih cepat
Baca juga: Pasien balita terduga campak di Pamekasan meninggal dunia
Baca juga: Waspadai tiga fase gejala campak, risiko hingga komplikasinya
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.