Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi merespons terkait banyaknya pelajar SMP-SMA yang ikut berdemo di depan gedung DPR RI, Senayan, Jakarta pada Senin (25/8) lalu.
Menurut Arifatul, fenomena ini harus dilihat secara menyeluruh. Bisa jadi mereka sebenarnya tidak tahu apa yang terjadi di DPR.
“Saya pikir mungkin perlu dilihat secara holistik ya. Mungkin anak-anak ini benar-benar tahu apa yang akan mereka bicarakan, apa yang mereka sampaikan,” ucap Arifatul di Balai Kota, Jakarta Pusat pada Rabu (27/8).
“Bisa jadi mereka ingin tahu sebetulnya apa yang sebetulnya sedang terjadi,” tambahnya.
Namun, Arifatul menyebut ia belum mengetahui banyak soal keterlibatan anak di demonstrasi Senin lalu.
“Jadi saya belum bisa melihat lebih jauh sebetulnya keterlibatan anak-anak ini dalam demo itu seperti apa,” ucap Arifatul.
Lebih lanjut, Arifatul menilai orang tua banyak yang tak mengetahui bahwa anal-anak itu hadir di Senayan untuk unjuk rasa. Ia merasa perlu ada pengawasan.
“Iya, kebanyakan memang orang tuanya banyak yang tidak tahu ketika anak-anaknya ikut demonstrasi. Rata-rata seperti itu,” ucap Arifatul.
“Jadi mungkin perlu ada pengawasan dan pemantauan dari orang tua masing-masing untuk mengetahui keberadaan anak-anaknya,” tandasnya.
Sebelumnya polisi menangkap 351 orang terkait demo ricuh yang terjadi di sekitar DPR RI. Dari jumlah itu, 196 di antaranya berusia di bawah 18 tahun. Mereka saat ini telah dibebaskan.
Para pelajar datang dari berbagai daerah seperti Depok dan Bogor. KPAI menilai, informasi soal demo di media sosial seperti TikTok berperan besar dalam keikutsertaan anak di demonstrasi.