
KETUA Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Iskandar bersama Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Noor Achmad secara resmi meluncurkan buku berjudul Islam ala Prabowo: Cara Prabowo Subianto Mengamalkan Ajaran Islam.
Diinisiasi oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Ahmad Muzani dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Anwar Iskandar, buku karya Abdur Rahim Hasan, Rikal Dikri, dan Mush’ab Muqoddas ini diterbitkan oleh Atmosphere Publishing House. Isinya mengupas dimensi keislaman Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam kehidupan pribadi, karier militer, hingga kepemimpinannya sebagai kepala negara.
KH. Anwar Iskandar menyebut peluncuran buku ini menjadi momentum penting bagi umat Islam. Menurutnya, karya tersebut menghadirkan gambaran nyata bagaimana seorang pemimpin negara menjadikan nilai-nilai Islam sebagai dasar pengambilan keputusan.
“Buku ini memberi inspirasi bahwa Islam bukan hanya simbol, melainkan substansi yang dapat diwujudkan dalam kebijakan pro-rakyat. Kehadiran Presiden Prabowo di panggung kepemimpinan adalah contoh bagaimana nilai Islam bisa membumi,” ujar Anwar dikutip dari siaran pers yang diterima, Rabu (27/8).
Sementara itu, Ketua Baznas Noor Achmad menegaskan bahwa penerbitan buku Islam ala Prabowo sejalan dengan komitmen lembaganya dalam meningkatkan literasi keagamaan dan kebangsaan. Baznas, sambung Achmad, tidak hanya fokus pada pemberdayaan zakat, tetapi juga berupaya memperkuat pemahaman masyarakat terhadap ajaran Islam yang rahmatan lil alamin.
“Peluncuran buku ini adalah bagian dari gerakan literasi keagamaan. Kami mendukung penuh upaya memperkenalkan sisi keislaman Presiden Prabowo, sekaligus mengajak masyarakat meneladani kepedulian dan keberpihakan beliau pada rakyat kecil,” kat- Achmad.
Buku setebal hampir 400 halaman itu ditulis dengan pendekatan multidisiplin. Sejumlah tokoh agama dan akademisi memberikan pandangan, termasuk Said Aqil Siraj dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti.
Dalam salah satu bagiannya, buku ini menyoroti konsistensi Prabowo dalam memperjuangkan isu Palestina di forum internasional, termasuk melalui pidatonya di KTT D8 di Mesir pada 2024. Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Dr. Zuhair Al Syun, juga memberikan apresiasi dalam buku tersebut.
Peluncuran buku ini, menurut pihak penerbit, memiliki tiga tujuan utama. Pertama, memperkenalkan karya intelektual yang mengupas sisi keislaman Prabowo dari perspektif jarang diungkap. Kedua, memberi inspirasi bagi masyarakat tentang bagaimana nilai Islam bisa diintegrasikan dalam kepemimpinan yang inklusif. Ketiga, memperkuat kerja sama antara lembaga keagamaan dan masyarakat dalam membangun literasi berbasis kebangsaan.
Selain Ketua MUI dan Ketua Baznas, acara peluncuran turut dihadiri Menteri Agama Nassaruddin Umar dan pendiri Pondok Pesantren Amanatul Ummah Asep Saifuddin Chalim, penerima penghargaan Mahaputra Narariya.
Kiai Asep Saifuddin mengatakan, buku tersebut sangat tepat diluncurkan pada bulan Agustus, bulan kemerdekaan yang sejalan dengan tekad Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan cita-cita luhur kemerdekaan Indonesia.
"Sebagai salah seorang yang ikut menulis, epilognya saya yang menulis, kalau buku ini diluncurkan pada bulan Agustus itu tepat sekali karena tekad beliau, Bapak Prabowo adalah untuk mewujudkan cita-cita luhur kemerdekaan menjadi sebuah kenyataan," tuturnya.
Di samping itu, ia menjelaskan kesejahteraan pada masa kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz begitu merata, di mana utang rakyat dilunasi oleh dana zakat, pengangguran nyaris tidak ada, bahkan negara turut membantu biaya pernikahan rakyatnya.
"Saya yakin ketika semuanya terlaksana dengan baik, pajak terlaksana dengan baik, zakat terlaksana dengan baik, maka cita-cita luhurnya Pak Prabowo untuk mewujudkan Indonesia yang maju, adil, dan makmur akan segera terwujud," pungkas Asep.
Dengan terbitnya Islam ala Prabowo, penerbit berharap publik dapat melihat sisi lain dari Presiden Prabowo Subianto, yakni kepemimpinannya yang berpijak pada nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin. (H-3)