Kunming (ANTARA) - Pada awal musim gugur, saat kabut pagi masih menyelimuti, para pekerja di wilayah Shuangjiang, Provinsi Yunnan, China, sibuk memangkas dahan dan menyiangi gulma di sejumlah kebun kopi milik Nest Coffee Estate.
Beberapa meter dari sana, para pengunjung belajar menyeduh kopi secara manual. Aroma kopi menguar menuruni bukit bak alunan musik lembut, dan tegukan pertama terasa seperti beludru, buah-buahan segar, dan awal baru sebuah desa.
Dalam beberapa tahun terakhir, "kafe desa" bergaya perkebunan yang trendi tidak hanya menghadirkan sentuhan modern ke pedesaan, tetapi juga menjadi simbol integrasi perkotaan-pedesaan dan revitalisasi pedesaan.
Dulu, satu-satunya tujuan utama perkebunan ini hanyalah menanam biji kopi. Kini, perkebunan itu memadukan pertanian, proses pemanggangan (roasting), dan penginapan menjadi satu "cangkir", kata Wang Xuxuan, kepala Nest Coffee Estate.
Tahun lalu saja, perkebunan ini berhasil menjual kopi senilai 25 juta yuan dan menambah penghasilan sebesar 3.000 yuan ke kantong setiap petani biji kopi.
Di Yunnan, tempat 98 persen produksi kopi China dilakukan, penanaman biji kopi telah melampaui 1,2 juta mu (sekitar 80.000 hektare) dan output tahunan melebihi 140.000 ton. Biji kopi rupanya telah menjadi mesin penggerak senyap bagi provinsi ini.
Dengan memanfaatkan keunggulan budi daya kopi yang tak tertandingi dan potensi pariwisata yang kaya, Yunnan telah merancang jalur peningkatan nilai yang komprehensif untuk industri kopi, mulai dari ladang hingga ke lidah, produksi hingga konsumsi, dan produk hingga budaya.
Seiring dengan perkembangan tren konsumen, baik pencinta kopi maupun wisatawan kini semakin mencari pengalaman yang imersif dan momen-momen estetis yang layak diabadikan.
Di Kota Pu'er, yang terkenal dengan tehnya yang bernama sama, kopi kini telah muncul sebagai daya tarik lain yang bersinar.
Kota ini secara aktif mengintegrasikan kopi dan pariwisata, menciptakan berbagai suasana yang semarak seperti perkebunan kopi, jalan-jalan bertema kopi, dan festival budaya kopi, yang semuanya menjadi populer di kalangan pengunjung dari dalam maupun luar daerah tersebut.
Di Nanping yang terletak di Pu'er, biji kopi yang sederhana telah melahirkan "ekonomi perkebunan" yang substansial. Nanping telah menyelesaikan pembangunan dan pemutakhiran tujuh perkebunan kopi butik, yang kini menarik lebih dari 1 juta pengunjung setiap tahunnya.
Data menunjukkan bahwa selama liburan Tahun Baru Imlek tahun ini, Kota Pu'er menerima lebih dari 3,25 juta pengunjung, meningkat 13,71 persen secara tahunan (year on year/yoy), sementara pengeluaran pariwisata mencapai sekitar 3,44 miliar yuan, naik 13,21 persen (yoy).
Pengunjung Desa Xinzhai di Distrik Longyang, Kota Baoshan, yang dikenal sebagai "desa kopi pertama di China", diselimuti atmosfer kopi yang kaya, mulai dari pohon kopi yang berjajar di pinggir jalan hingga kartun bertema kopi yang menghiasi dinding rumah.
Di sini, kopi bukan hanya minuman, melainkan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat setempat.
Setiap tahun, Desa Xinzhai menyelenggarakan festival pariwisata kopi, kompetisi penyeduhan kopi, dan forum ahli internasional, memberikan para pengunjung layanan pengalaman budaya kopi secara terpadu.
Hingga saat ini, desa itu telah mendirikan lima perkebunan kopi butik dan menarik 13 perusahaan kopi, menerima 200.000 pengunjung setiap tahun, dan meraih reputasi sebagai desa wisata terkenal di Yunnan.
"Dari proses pemanggangan biji kopi hingga penyeduhan kopi, selalu ada hal baru yang bisa dipelajari di setiap langkahnya," kata Ye Xiaojun, seorang pencinta kopi dari Provinsi Jiangsu, China timur, yang membawa serta putrinya untuk tur studi pada Juli dan menikmati liburan musim panas yang bermakna.
Teknologi dan budaya berjalan beriringan
Saat ini, aplikasi seluler dapat memantau kelembapan tanah, sementara drone menyemprotkan nutrisi organik di kebun-kebun kopi.
Bagi konsumen, kode QR di setiap kantong kopi membantu mereka dengan mudah melacak perjalanan kopi tersebut dari biji hingga siap diminum.
Siaran langsung daring berbasis komputasi awan (cloud) memungkinkan penduduk di perkotaan menyaksikan biji kopi mengering dan mengeluarkan suara letupan, lalu langsung membeli produk secara instan dengan satu klik saja.
Berkat logistik modern, gudang di Beijing, Shanghai, dan kota-kota lain di seluruh negara tersebut kini dapat mengirim pesanan dalam semalam.
Dari perbukitan berkabut hingga kafe-kafe bercahaya neon, kisah kopi Yunnan telah menjadi resep bagi kebangkitan pedesaan.
Melalui pemberdayaan teknologi, transformasi premium, inovasi bisnis, pengembangan klaster, dan integrasi budaya, "wisata kopi" Yunnan secara bertahap telah mencapai peningkatan nilai di seluruh rantai industri, berupaya membentuk pola baru pengembangan terintegrasi, ungkap pihak otoritas setempat.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.