Pemerintah Indonesia menyatakan kerja sama perdagangan dengan Chili akan meningkatkan nilai perdagangan kedua negara. Perjanjian Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA) berlaku pada 2019, dinilai telah meningkatkan perdagangan bilateral yang tumbuh rata-rata 10,5 persen per tahun.
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri menyebut penerapan IC CEPA telah meningkatkan pertumbuhan rata-rata perdagangan bilateral tahunan dari sekitar USD 304 juta menjadi USD 446 juta.
“Pemanfaatan perjanjian oleh eksportir Indonesia juga menunjukkan kemajuan positif, ditunjukkan dengan peningkatan sebesar 48 persen dalam penerbitan sertifikat asal pada tahun 2024 dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” kata Roro dalam acara Konferensi Pers Chile - Indonesia Trade Engagement Seminar di Jakarta, Senin (8/9).
Roro menjelaskan bahwa pertumbuhan ekspor RI ke Chili ini didukung oleh produk otomotif, alas kaki, kertas, minyak nabati, hingga mesin.
Selain itu, Indonesia juga telah meratifikasi protokol perdagangan jasa di bawah IC-CEPA pada awal 2025. Langkah ini membuka peluang baru di berbagai sektor meliputi sektor arsitektur, teknik, konstruksi, telekomunikasi, distribusi, pariwisata, konektivitas, dan pertumbuhan berkelanjutan.
“Hal ini menandai babak baru dalam kemitraan kita, karena protokol ini memperluas kerja sama di luar barang dan jasa sebagai pilar penting kerja sama ekonomi,” ungkapnya.
Menurutnya, Indonesia sangat terbuka untuk melihat bagaimana kita dapat berkolaborasi lebih jauh untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan.
“Presiden Prabowo sangat teguh, beliau sangat fokus dan Anda tahu program-program kita ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia kita melalui pendidikan, melalui layanan kesehatan, dan sebagainya tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi melalui berbagai sektor,” jelasnya.
Pada semester pertama 2025, nilai ekspor Chili ke dunia mencapai USD 52 juta meningkat 9,2 persen dibandingkan periode yang sama pada 2024. Ekspor ini lebih dari setengahnya menjangkau negara-negara Asia.
Produk ekspor utama Chili mencakup buah segar (fresh fruit) dan kerang (mussels). Selain itu, ekspor jasa juga mencatat rekor tertinggi, mencapai USD 1,6 miliar di angka ekspor global.
Nilai ekspor ke Indonesia pada paruh pertama tahun ini tercatat mencapai USD 35 juta. Hal ini menunjukkan adanya potensi besar untuk peningkatan di perdagangan bilateral.