Liputan6.com, Jakarta - Batuk pilek pada anak sering membuat orang tua panik dan buru-buru memberikan obat. Padahal, tidak semua batuk pilek perlu diobati dengan obat-obatan medis.
Dokter Spesialis Anak dari RS Hermina Jatinegara, dr. Kanya Ayu Paramastri, Sp.A, yang dikenal dengan sebutan "MomDoc", mengatakan, ada cara aman mengatasi batuk pilek pada anak tanpa harus langsung memberi obat.
"Karena basic-nya itu dia infeksinya virus, jadi kan diharapkan bisa sembuh sendiri. Tentara tubuhnya yang kita naikkan," ujar MomDoc di sela-sela acara "Terus Berinovasi, Combiphar Luncurkan OB Combi Anak Batuk Pilek Bantu Ibu Beri Penanganan Tepat, Sesuai Gejala Anak" belum lama ini.
MomDoc menegaskan bahwa batuk pilek pada anak umumnya disebabkan oleh infeksi virus, yang bisa sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh yang baik.
Oleh karena itu, penggunaan obat bisa ditunda jika anak masih terlihat aktif dan tidak menunjukkan tanda-tanda terganggunya aktivitas.
"Kalau keluhannya tidak sampai mengganggu aktivitas, tidur, atau makan, sebenarnya tidak perlu buru-buru kasih obat. Bisa dibantu dengan cuci hidung, perbanyak cairan, dan naikin nutrisi," katanya.
Imunisasi Jadi Kunci Pencegahan
Namun, jika gejala sudah mulai mengganggu kenyamanan anak, misalnya hidung tersumbat membuat anak sulit tidur atau terus-menerus meler, maka pemberian obat boleh dipertimbangkan.
"Begitu keluhannya mengganggu, misalnya anak masih pecicilan tapi sudah meler, hidung mampet, tidurnya mulai gelisah, itu boleh dibantu obat batuk yang melegakan," ujar MomDoc.
Tak hanya fokus pada pengobatan, MomDoc juga menekankan pentingnya pencegahan batuk pilek melalui imunisasi.
Menurutnya, beberapa jenis imunisasi dapat membantu meminimalisir risiko infeksi saluran pernapasan akut, yang kerap diawali dengan gejala batuk pilek.
"Paling utama berarti kan mencegah infeksi saluran pernapasan akut ya, yaitu keseluruhan napas," tambahnya.
Vaksin untuk Anak
Berikut beberapa imunisasi yang disarankan MomDoc untuk membantu mencegah batuk pilek dan infeksi pernapasan lainnya:
- BCG untuk mencegah tuberkulosis (TBC)
- Difteri, yang bisa menyebabkan infeksi serius pada tenggorokan
- Pertusis (batuk rejan), yang dikenal juga sebagai batuk seratus hari
- Influenza, untuk mencegah flu musiman
- Pneumokokus, yang bisa menyebabkan pneumonia, sinusitis, dan otitis media
- Campak, yang sering disalahartikan hanya sebagai ruam kulit, padahal juga menyerang saluran napas
"Kesannya orang taunya campak itu merah-merah doang, tapi sebenarnya ada gejala infeksi saluran napas akut yang membahayakan dan menyebabkan sesak," tambah MomDoc.
Jangan Tergesa Memberikan Obat
Menurut MomDoc, orang tua tidak perlu tergesa-gesa memberikan obat setiap kali anak mengalami batuk pilek. Ada indikator jelas kapan obat sebaiknya diberikan.
"Kalau sudah mulai mengganggu tidur, makan, atau aktivitas, baru boleh dibantu obat sesuai gejala," katanya.
Sementara itu, jika anak masih aktif, mau makan, dan bisa tidur nyenyak meski pilek, lebih baik fokus pada perawatan rumahan seperti:
- Cuci hidung dengan larutan saline
- Memberikan cairan yang cukup
- Menjaga asupan nutrisi anak
- Menjaga udara tetap bersih dan lembap di rumah