Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan mencatat realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai telah mencapai Rp 194,9 triliun per Agustus 2025.
Direktur Penerimaan dan Perencanaan Strategis DJBC, Muhammad Aflah Farobi, mengungkapkan realisasi penerimaan hingga saat ini telah mencapai sekitar 64,6 persen dari target APBN, tumbuh 6,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Untuk bea masuk, realisasi mencapai 60,8 persen dari target APBN atau sekitar Rp 32,2 triliun, tetapi mengalami kontraksi 5,1 persen dibanding tahun sebelumnya. Menurut Aflah, penurunan tersebut disebabkan oleh kebijakan swasembada pangan.
“Kita ada kebijakan swasembada pangan. Jadi Bulog itu tidak kebijakan tidak mengimpor beras, kemudian tidak juga ada larangan impor gula, tapi gula produksi masih, dan jagung, pakan jagung ini juga kita dilarang,” kata Aflah dalam Media Gathering Kemenkeu di Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/10).
Selain itu, peningkatan pemanfaatan free trade agreement (FTA) di Indonesia juga turut memengaruhi penerimaan tersebut. “Termasuk juga kalau kita lihat meningkatnya penggunaan free trade agreement di Indonesia,” tambahnya.
Lebih lanjut, Aflah merinci penerimaan cukai tumbuh 4,1 persen, meskipun produksi secara keseluruhan mengalami penurunan 1,9 persen.
Sementara itu, penerimaan bea keluar meningkat signifikan hingga 71,7 persen, didorong oleh harga CPO yang tinggi serta adanya tambahan penerimaan dari relaksasi ekspor tembaga yang berakhir pada September.
“Karena harga CPO cukup tinggi dan kemarin kita memperoleh hikmah dari relaksasi ekspor tembaga yang terakhir di bulan September,” kata Aflah.
Kemudian, ia menyampaikan bahwa untuk tahun 2026, target total penerimaan bea dan cukai ditetapkan sebesar Rp 336 triliun, terdiri dari bea masuk Rp 49,9 triliun, bea keluar Rp 42,6 triliun, dan cukai Rp 243,5 triliun.
“Bea masuk ini turun sekitar 5,7 dari proyeksi kita di tahun 2025, ini karena dampak perdagangan internasional yang kira-kira antara US dan (perjanjian) IEU-CEPA kemungkinan besar tahun depan akan kita dinolkan biaya masuknya,” tutur Aflah.