Jakarta (ANTARA) - Analis mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi mengatakan penguatan nilai tukar (kurs) rupiah terjadi seiring kemungkinan suku bunga Federal Reserve (The Fed) akan turun.
“Presiden Bank Sentral Federal New York, John Williams, mengatakan pada hari Rabu (27/8) bahwa suku bunga kemungkinan akan turun pada suatu saat,” ucap Ibrahim Assuabi dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
Para pengambil kebijakan di The Fed disebut sedang menunggu rilis data-data ekonomi Amerika Serikat (AS) sebelum memutuskan apakah suku bunga pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) bulan September 2025 bakal dipangkas.
Walaupun terjadi ketidakpastian politik seputar independensi Bank Sentral AS karena Presiden AS Donald Trump mencopot Anggota Dewan Gubernur The Fed Lisa Cook, pesan dovish Gubernur The Fed Jerome Powell di Jackson Hole mengisyaratkan peluang penurunan suku bunga.
“Kondisi ekonomi AS saat ini mungkin membenarkan penurunan suku bunga, memperkuat ekspektasi akan pelonggaran kebijakan moneter di masa mendatang,” ujar Ibrahim.
Meninjau sentimen domestik, dia menyatakan bahwa pasar merespons positif atas aksi demonstrasi buruh dan mahasiswa yang kondusif di Indonesia.
“Aksi ini berjalan dengan damai dan tidak anarkis karena ada kerja sama yang apik antara koordinator aksi demo dengan aparat kepolisian yang mengawal jalannya aksi tersebut,” kata dia.
Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Kamis sore menguat sebesar 15 poin atau 0,09 persen menjadi Rp16.353 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.368 per dolar AS.
Adapun Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini justru melemah ke level Rp16.356 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.355 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp16.300-Rp16.425 per dolar AS
Baca juga: Rupiah pada Kamis pagi menguat jadi Rp16.360 per dolar AS
Baca juga: Rupiah melemah akibat peningkatan permintaan aset "safe haven"
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.