Kasus campak di Indonesia mengalami fluktuasi dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2023 tercatat sekitar 39.024 kasus, meningkat dibanding tahun sebelumnya. Meski jumlah kasus pada 2024 menurun, Indonesia tetap perlu waspada karena cakupan imunisasi belum optimal.
"Status imunisasi kita masih belum bagus. Artinya, risiko KLB campak seperti yang pernah terjadi di beberapa daerah tetap ada," kata Prof Edi.
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan orang tua untuk melindungi anak dari campak dan mencegah komplikasinya:
1. Lengkapi imunisasi campak
Vaksin campak terbukti sangat efektif mencegah penularan. Imunisasi diberikan pertama kali saat anak berusia 9 bulan, lalu dilanjutkan dengan booster sesuai jadwal.
2. Perhatikan gejala awal
Jika anak mengalami demam tinggi disertai batuk, pilek, mata merah, dan muncul ruam, segera periksakan ke fasilitas kesehatan. Deteksi dini bisa mencegah komplikasi lebih lanjut.
3. Penuhi kebutuhan gizi anak
Anak dengan gizi baik lebih kuat melawan infeksi. Pastikan anak mendapat asupan bergizi seimbang dan cukup vitamin A.
4. Hindari kontak dengan penderita
Jika ada kasus campak di lingkungan sekitar, anak yang belum diimunisasi sebaiknya tidak melakukan kontak langsung dengan penderita.
5. Tingkatkan kesadaran keluarga
Edukasi keluarga dan masyarakat sekitar penting agar tidak ada yang menunda atau menolak imunisasi.
Campak adalah penyakit sangat menular yang masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat di Indonesia. Cara paling efektif untuk melindungi anak dari campak dan komplikasinya yang mematikan adalah dengan imunisasi.
"Cakupan imunisasi yang tinggi bisa memutus penularan. Jika masih banyak anak yang tidak mendapat imunisasi, risiko KLB campak akan terus ada," pungkas Prof Edi.