KETUA Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor atau GP Ansor Addin Jauharudin mengklaim penerjunan anggota Barisan Ansor Serbaguna atau Banser dalam bantuan pengamanan demonstrasi bersama TNI-Polri tidak ditujukan untuk menghalang-halangi berlangsungnya demonstrasi.
Dia mengatakan, Banser tidak seperti Pam Swakarsa sebagaimana yang ditugaskan pada masa sebelum reformasi. Penerjunan anggota Banser ke lapangan, ditujukan untuk memperkuat pengamanan yang dilakukan TNI-Polri dan memitigasi terjadinya vandalistis.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
"Perbantuan bukan seperti Pam Swakarsa. Banser hanya mencegah agar provokator tidak menyusup ke barisan massa, tidak masuk ke kampung-kampung," kata Addin kepada Tempo melalui sambungan telepon, Selasa, 2 September 2025.
Adapun, akun Instagram @gp.ansor pada Jumat, 30 Agustus 2025 mengunggah intruksi yang salah satunya memerintahkan seluruh anggota Banser untuk siap siaga membantu TNI-Polri menjaga keamanan usai kericuhan meletus di pelbagai wilayah.
Menurut Addin, intruksi tersebut dilakukan setelah situasi keamanan dan ketertiban masyarakat tak terkendali imbas adanya vandalistis yang dilakukan kelompok tak dikenal, mulai dari pembakaran fasilitas, penyerangan kantor kepolisian, hingga penjarahan.
Tak terkendalinya situasi hingga terbatasnya jumlah personel TNI-Polri yang bertugas di lapangan, kata dia, menjadi pertimbangan GP Ansor untuk menerjunkan Banser dalam rangka membantu menjaga kondusifitas.
"Kami menjamin Banser tidak mengganggu proses penyampaian aspirasi. Fokus kami adalah mencegah terjadi vandalistis," ujar dia.
Sebagai informasi, Pam Swakarsa merupakan kelompok sipil yang dipersenjatai dan dibentuk dalam rangka perbantuan pengamanan. Masalahnya, pada demonstrasi 1998, kelompok ini sering dibentrokan dengan demonstran yang terdiri dari mahasiswa dan masyarakat sipil.
Upaya mengaktifkan kembali Pam Swakarsa sempat diteken Kapolri Jenderal Idham Azis dalam Peraturan Polri Nomor 4 Tahun 2020, pewaris jabatan Idham, yaitu Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pun berkeinginan untuk kembali mengaktifkan Pam Swakarsa di tengah kritik publik.
Adapun, demonstrasi menuntut pembatalan tunjangan fantastis anggota Dewan telah digelar sejak Senin, 25 Agustus 2025. Eskalasi gerakan kian meluas manakala seorang pengemudi ojek online atas nama Affan Kurniawan tewas dilindas kendaraan taktis miliki Korps Brigade Mobil Polri pada Kamis, 28 Agustus lalu.
Tewasnya Affan memicu peningkatan demonstrasi yang menuntut penanganan kasus transparan dan mundurnya Listyo Sigit Prabowo.