Jakarta -
Akhir-akhir ini, mungkin sudah terpikir untuk membeli smartphone terbaru yang baru dirilis. Atau mungkin juga sudah mempunyai rencana investasi dalam bentuk saham, reksadana, emas, atau properti?
Namun, apakah terpikir berinvestasi jangka panjang untuk kesehatan khususnya yang berkaitan dengan organ reproduksi wanita?
Salah satu masalah kesehatan reproduksi yang mempengaruhi kualitas hidup para wanita di Indonesia adalah kanker serviks. Saat ini, kanker serviks menempati posisi kanker tertinggi ke-2 di Indonesia, dengan tingkat kematian yang tinggi karena biasanya mayoritas kanker serviks terdiagnosis saat sudah stadium lanjut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kanker serviks dapat membuat kualitas hidup seorang wanita menurun drastis karena tidak hanya berdampak pada kesehatan, tapi juga berdampak besar dari sisi ekonomi.
"Ketika seseorang menderita kanker serviks, ia akan menjalani serangkaian langkah perawatan untuk menangani kanker yang ia derita, dan kita semua tahu bahwa penanganan kanker membutuhkan waktu, proses yang panjang, dan dengan biaya yang tidak sedikit," ujar Spesialis Obgyn Subspesialis Ginekologi Onkologi Mayapada Hospital Jakarta Selatan Dr dr Tricia Dewi Anggraeni, SpOG(K), dalam keterangan tertulis, Senin (19/8/2024).
"Namun hal ini bisa kita cegah sedini mungkin dengan melakukan skrining," sambungnya.
Skrining kanker serviks ternyata bisa menjadi opsi investasi jangka panjang bagi para wanita, termasuk kaum milenial karena akan berdampak sangat besar untuk kesehatan di kemudian hari. Berinvestasi dalam tindakan pencegahan, seperti vaksinasi HPV dan pemeriksaan rutin/ skrining dengan papsmear atau DNA HPV, dapat secara signifikan mengurangi beban finansial pasien dan keluarga dibandingkan jika terkena kanker serviks dan terlambat mengetahuinya.
dr Tricia juga menjelaskan baik vaksin maupun tes skrining akan jauh lebih efisien dan hemat biaya dibandingkan dengan biaya yang harus ditanggung pasien untuk pengobatan kanker serviks stadium lanjut. Deteksi dini melalui skrining memungkinkan pilihan pengobatan yang tidak terlalu banyak dan rumit serta lebih murah, sehingga beban finansial untuk pasien juga jauh lebih sedikit.
"Pencegahan kanker serviks ini sebetulnya bisa dibilang investasi jangka panjang untuk kesehatan wanita, apalagi ibu-ibu yang sudah berkeluarga. Kenapa, karena kalau ibu yang sakit, itu pasti dampaknya kena sekeluarga," kata Spesialis Obgyn Subspesialis Ginekologi Onkologi Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Fara Vitantri Diah Candrani, SpOG, K-Onk.
"Suami harus cuti bekerja, anak-anak mungkin akan menjadi tidak terurus dengan baik, dan lain sebagainya," lanjutnya.
Melihat dari kisaran harga yang ada, pencegahan kanker serviks vaksin hanya di kisaran Rp 3-7 juta, tergantung jenis vaksinnya. Untuk pap smear juga berkisar di bawah Rp 1 juta.
Dibandingkan dengan jika seseorang terkena kanker serviks, apalagi stadium lanjut, secara ekonomi biaya yang ditanggung akan jauh lebih besar, bahkan mencapai seharga mobil atau rumah. Bagi para wanita, melakukan tindakan pencegahan kanker serviks menjadi langkah investasi yang cerdas bagi diri sendiri dan keluarga.
Konsultasi lebih lanjut dengan dr Tricia, dr Fara, atau dokter Spesialis Obgyn lainnya yang berpraktik di layanan unggulan Oncology Center Mayapada Hospital yang ada di Jakarta, Tangerang, Bogor, Surabaya, dan Bandung.
(anl/ega)