Bertemu Kapolri, Bripka Joko Cerita Awal Mula Nyambi Jadi Penggali Kubur

1 week ago 11
winjudi situs winjudi online winjudi slot online winjudi online slot gacor online situs slot gacor online link slot gacor online demo slot gacor online rtp slot gacor online slot gacor online terkini situs slot gacor online terkini link slot gacor online terkini demo slot gacor online terkini rtp slot gacor online terkini Akun slot gacor online Akun situs slot gacor online Akun link slot gacor online Akun demo slot gacor online Akun rtp slot gacor online informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya winjudi

Jakarta -

Bripka Joko Hadi Aprianto bertemu dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Di hadapan Jenderal Sigit, Joko bercerita awal mula dirinya nyambi bekerja menjadi tukang gali kubur.

Joko mengatakan latar belakang ekonomi membuat dirinya mulai mencari penghasilan tambahan. Sejak duduk di bangku SMP, Joko sudah menekuni pekerjaan gali kubur.

Sebelum menggali kubur, anak keempat dari tujuh bersaudara itu pernah berjualan kue keliling kampung. Jualan kue dengan cara dibawa menggunakan nampan dan dipikul bambu dilakoni Joko saat dirinya duduk di bangku SD untuk mendapatkan uang saku.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Orang tua-mu apa kerjanya?" tanya Sigit.

"Siap, polisi juga jenderal. Karena kehidupan ekonomi bapak saya dari tamtama terus anaknya 7, jenderal," jawab Joko.

"Kamu anak ke berapa?" timpal Sigit.

"Siap, keempat. Dan ibu saya meninggal waktu saya kelas 1 SD, jenderal. Jadi kami nggak ada yang ngurusin terus ekonomi juga pada saat itu gaji polisi mohon izin, jadi saya bingung mau minta uang gimana-gimana, nggak enak juga ngebebanin orangtua," kata Joko.

Joko mengatakan pekerjaan gali kubur juga dilakoni ayahnya saat menjadi polisi. Joko mulai membantu ayahnya menggali kubur sejak SMP sampai akhirnya dia melakoni pekerjaan itu hingga saat ini.

"Karena saya dulu, jenderal, dulu sekolah di SMP 7 disangu sama almarhum Bapak itu Rp 1.500. Angkot saja waktu itu sudah Rp 250. Subuh saya nyerok sampah di depan kuburan itu, sekolah, numpang sampai di perpustakaan daerah sini sampai 2 kilo masuk ke dalam. Karena perlu uang untuk itu, ikutlah kerja di kuburan sama ayah. Lumayan Rp 35 ribu pada saat itu, gali-gali, pas tes polisi sempat istirahat gali, jadi polisi lanjut lagi gali sampai sekarang sudah mau 25 tahun," ujar Joko.

Kepada Sigit, Joko mengaku dahulu nyambi jadi tukang gali kubur karena ingin mencari tambahan uang. Namun saat ini dia kerjakan untuk amal.

"Izin jenderal, kalau dulu saya cari rezeki untuk kebutuhan saya, kalau sekarang saya cari amal, karena mohon izin setiap bulan saya pasti nombok. Karena untuk orang yang tidak mampu saya gratiskan tapi saya tetap menggaji anggota saya yang menggali kubur. Saya kan bantu di sana sambil jualan kembang, pasir semen, air yasin," ucap Joko.

"Terus tugasmu apa sekarang?" tanya Sigit.

"Siap Reskrim," timpal Joko.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Read Entire Article