Jakarta -
PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mendukung Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN) yang diluncurkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam rangka Hari Indonesia Menabung di JIEXPO, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan sebagai lembaga keuangan non-bank yang memberdayakan pelaku usaha ultra mikro, PNM turut mendukung inisiatif baik tersebut. Adapun hal ini menjadi bentuk upaya dalam mendukung pemerataan literasi dan inklusi keuangan.
Sementara itu Sekretaris Perusahaan PNM, L. Dodot Patria Ary menyatakan kesiapan PNM dalam mendukung penuh literasi dan inklusi keuangan pada kelompok subsisten sesuai dengan target nasabah PNM. Mengingat mayoritas nasabah PNM Mekaar belum bankable.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ibu-ibu prasejahtera nasabah PNM Mekaar akan mampu bersaing dan lebih produktif jika kompetensi mereka juga naik. Sudah menjadi komitmen kami memberikan literasi dan inklusi keuangan sebagai bagian dari pemberian tiga modal yaitu finansial, intelektual dan sosial." jelas Dodot.
Dodot mengungkapkan program GENCARKAN inisiasi OJK berpotensi memberikan efek ganda dalam pemberian literasi keuangan bagi nasabah PNM Mekaar. "Fakta lainnya, dari 16 juta ibu yang saat ini aktif tergabung sebagai nasabah, rata-rata punya satu anak sehingga minimal ada 16 juta anak yang juga teredukasi untuk literasi keuangan," ucapnya.
Di sisi lain, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menuturkan literasi dan inklusi keuangan menjadi kunci peningkatan likuiditas, pendalaman pasar dan penyaluran pembiayaan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, OJK mengajak berbagai pihak untuk bekerja sama menyukseskan program tersebut.
"Kami akan mengorkestrasi gerakan nasional yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan yang disebut dengan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan atau (GENCARKAN)," ujar Mahendra.
Menurutnya, kolaborasi aktif akan mempercepat tercapainya tujuan besar dari program GENCARKAN. Hal ini juga akan mendorong akses kredit UMKM agar mampu melawan rentenir dan mengakselerasi penggunaan produk keuangan oleh kelompok penyandang disabilitas.
"Kami berharap indeks inklusi keuangan nasional dapat mencapai 98% pada perayaan Indonesia Emas pada tahun 2045," pungkasnya
(ega/ega)