Jakarta -
Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengibaratkan situasi demo yang menolak Revisi UU Pilkada di Gedung DPR dengan polemik NU vs PKB. Dia berbicara tentang civil society yang berhadapan dengan lembaga politik.
"Kalau dari NU ya kami sudah berkali-kali menyampaikan juga bahwa NU ini dalam berhadapan dengan PKB itu posisinya juga sama dengan demo mahasiswa itu ya, jadi sebagai civil society, berhadapan dengan lembaga politik. Kami punya aspirasi terhadap PKB, NU ini. Nah kami sampaikan, dan kami mendesak supaya aspirasi dari NU ini diagregasi oleh PKB. Seperti itu saja posisi kami," kata Gus Yahya kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (22/8/2024).
Gus Yahya menjelaskan sudah menyampaikan aspirasi berulang kali ke PKB. Ia menegaskan struktur PKB dibentuk oleh NU mulai dari pusat hingga ke daerah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena aspirasi kami sebetulnya sederhana dan sudah kami sampaikan berkali-kali, bahwa karena PKB ini dulu dibentuk memang didirikan oleh NU sebagai organisasi. Mulai dari pusat sampai ke daerah itu yang membuatkan NU sebetulnya," ujarnya.
"Yang membentuk DPP PKB dulu itu PBNU. Yang membentuk pengurus di provinsi itu pengurus wilayah NU. Untuk pengurus di kabupaten-kota juga pengurus cabang NU. Semuanya yang membuatkan itu NU," lanjut Gus Yahya.
Gus Yahya mengatakan struktur yang ada di PKB saat ini pun mirip dengan NU. Hanya saja yang berbeda, menurut Gus Yahya, PKB berunsur politik.
"Nah dengan desain yang sudah disiapkan, yang sebetulnya merupakan kembaran dari struktur NU itu sendiri. Cuma yang ini untuk politik. Makanya misalnya kalau di NU ada Suriyah Tanfidziyah, di PKB ada Dewan Syura Dewan Tanfid, dengan kewenangan yang kembar waktu didirikan itu. Nah sekarang itu berubah, dirubah sama sekali. Dewan Syura masih ada, Dewan Syuronya dan sebagainya," ujarnya.
"Tapi kewenangannya sudah tidak seperti semula. Karena semula seperti di NU sekarang, Suriyah di NU itu kan pimpinan tertinggi, pengendali kebijakan, dan penentu kata akhir dalam semua masalah organisasi," lanjut Gus Yahya.
(eva/knv)