INFO NASIONAL - Kabupaten Murung Raya menjadi surga tersembunyi di jantung Kalimantan. Kabupaten ini dikenal sebagai “Bumi Tana Malai Tolung Lingu” yakni tanah yang menjanjikan kedamaian dan kesejahteraan. Keindahan bumi Murung Raya tak datang dengan sendirinya. Hal itu sudah dipupuk oleh masyarakatnya sejak 23 tahun lalu.
Bupati Murung Raya, Heriyus mengatakan, tepat pada 1 Agustus 2025, Murung Raya genap berusia 23 tahun. Mengusung tema “Murung Raya Hebat, Semakin Maju, Semakin Sejahtera Menuju Murung Raya Emas 2030”, ia mengatakan tema tersebut merupakan visi yang ia bawa di masa kepemimpinannya.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
“Ini adalah salah satu cita-cita saya bersama Wakil Bupati Murung Raya, Pak Hermanto dan seluruh masyarakat agar bagaimana masyarakat ini semuanya bisa maju dan sejahtera,” ujarnya.
Menurutnya, Murung Raya adalah kabupaten yang kaya akan sumber daya alam. Dengan potensi tersebut, ia yakin Murung Raya bisa merealisasikan Murung Raya Emas 2030. “Kami yakin cita-cita Murung Raya Emas 2030 bisa tercapai. Bisa elok, mandiri, aman dan sejahtera di tahun 2030,” katanya.
Selama 23 tahun berdiri, Murung Raya pun terus menunjukkan potensi alam dan budayanya yang patut dibanggakan. Kabupaten ini menyimpan sejuta pesona alam dan budaya yang siap memanjakan siapa saja yang berkunjung.
Dari air terjun yang indah, pegunungan yang menantang, hingga desa wisata dengan kearifan lokal yang masih terjaga. Semuanya menjadi daya tarik yang membuat Murung Raya layak disebut sebagai surga tersembunyi di jantung Kalimantan.
Bagi para pendaki dan pencinta tantangan, Gunung Usung hadir sebagai pilihan tepat. Jalur pendakiannya cukup menantang, namun setiap langkah akan terbayar dengan pemandangan alam yang spektakuler di puncaknya.
Selain gunung, Murung Raya juga memiliki Air Terjun Bumbun yang dijuluki salah satu keajaiban alam daerah ini. Dikelilingi hutan tropis yang lebat dan asri, suasana di sekitar air terjun terasa begitu menenangkan.
Tak hanya alam, Murung Raya juga menyimpan kebanggaan geografis berupa Tugu Katulistiwa atau Monumen Equator. Berada di titik garis lintang nol derajat, destinasi ini menghadirkan sensasi unik berdiri di tengah-tengah bumi, di mana siang dan malam memiliki durasi hampir sama sepanjang tahun.
Sungai Barito yang membelah Murung Raya pun memiliki daya tarik tersendiri. Sungai ini bukan sekadar aliran air, tetapi juga jalur kehidupan bagi masyarakat sekitar. Di sini, wisatawan bisa menyaksikan aktivitas harian penduduk, mencoba memancing bersama warga, hingga menikmati pemandangan alam.
Tak kalah menarik, ada Batu Notok di Desa Cangkang yang menyimpan keindahan sekaligus nilai sejarah. Destinasi ini kini masuk ke dalam 45 besar desa wisata Nusantara kategori berkembang se-Indonesia.
Peran pemuda lokal pun tak kalah penting dalam menjaga dan mempromosikan pariwisata Murung Raya. Anggota Kelompok Sadar Wisata, Datko Chandra mengatakan, pemuda Murung Raya memiliki peran yang sangat krusial di dalam pengembangan wisata.
“Kita sebagai pemuda membantu aktif dalam membantu gutong royong, melesterikan lingkungan di daerah sekitar wisata. Kita juga bisa membantu menertikan apa yang ada di wilayah wisata ini.Dan kami sebagai pemuda juga membantu dalam promosi lewat media sosial,” ujarnya. (*)