Jakarta -
Bahlil Lahadalia resmi dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggantikan Arifin Tasrif. Pelantikan ini dilakukan jelang berakhirnya pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin pada Oktober mendatang.
Meski hanya menjabat dua bulan pada periode ini, Mantan Menteri Investasi/Kepala BKPM ini percaya diri bisa mampu bekerja secara efektif. Bahlil melihat tenggat waktu tersebut justru menjadi tantangan tersendiri untuk berkontribusi bagi negara.
"Saya yakin semua pasti punya strategi ya, masing-masing punya strategi kepemimpinan. Justru tantangan bagi kita adalah dengan waktu yang ada kita memberikan kontribusi kita yang terbaik bagi bangsa dan negara," katanya usai pelantikan di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (19/8/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahlil meminta agar waktu tidak menjadi persoalan. Pada kesempatan itu, ia juga mengaku sudah bertemu dengan Menteri Pertahanan sekaligus Presiden terpilih Prabowo Subianto sebelum pelantikan ini. Prabowo diketahui melakukan kunjungan kerja ke Australia dan tidak hadir pada acara hari ini di Istana.
"Yang jelas begini, pelantikan ini jangan dilihat berapa waktunya. Yang penting kita bisa maksimal. Yang kedua, saya juga tadi datang untuk pamit sama Pak Prabowo, Presiden terpilih, satu aja. Merah putih, kerja baik untuk kesejahteraan rakyat, bangsa dan negara. Itu yang paling penting," bebernya.
Bahlil juga diberi pesan oleh Jokowi untuk mengoptimalkan sumber daya alam (SDA) dalam rangka meningkatkan pendapatan negara. Upaya tersebut juga diharapkan mampu membuka lapangan pekerjaan.
"Terutama dalam mengoptimalkan potensi dan produksi SDA kita dalam rangka meningkatkan pendapatan negara sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan," sebut Bahlil.
Mantan Ketua Umum HIPMI itu berjanji bakal melanjutkan program yang sudah baik, dan memperbaiki yang belum optimal. Ia juga memastikan tidak akan ada konflik kepentingan dengan jabatan barunya, terutama dengan latar belakangnya sebagai pengusaha tambang.
Justru dengan latar belakang tersebut, Bahlil mengaku lebih tau apa yang perlu diperbaiki. Ia lalu memastikan dirinya sudah tidak menjadi pengurus di perusahaannya, meskipun bisnis-bisnisnya tetap berjalan.
"Oh nggak dong kalau perusahaan saya jalan aja normal, saya nggak lagi jadi pengurus kan," imbuhnya.
Posisi Bahlil sebelumnya di Kementerian Investasi/BKPM kini diisi Rosan Roeslani. Bahlil menyatakan akan tetap berkoordinasi dengan Rosan, karena kedua kementerian punya keterkaitan, khususnya menyangkut Izin Usaha Pertambangan (IUP).
"Pak Rosan ini adalah senior saya, sebagian daripada pekerjaan Kementerian ESDM itu hilirnya itu ada di Kementerian Investasi. Terutama menyangkut dengan IUP IUP. Pasti saya akan komunikasi dengan Pak Rosan," katanya lagi.
Bahlil juga menyebut akan menemui Arifin Tasrif untuk melakukan komunikasi. Menurutnya, meskipun ada pergantian kepemimpinan bukan berarti dirinya akan merombak kebijakan yang sudah berlaku.
"Jadi bukan berarti ada pejabat baru kemudian merombak kebijakan, nggak boleh. Yang sudah bagus kita lanjutkan. Itu kan memang pemerintah harus begitu yang belum bagus kita sempurnakan bareng-bareng," pungkasnya.
(ily/ara)