Jakarta -
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menyoroti persoalan komisaris pada BUMD. Plt Sekretaris Jenderal Kemendagri Tomsi Tohir memberikan sindiran komisaris di BUMD ibarat keajaiban dunia.
Dia mengatakan, jumlah komisaris di BUMD lebih banyak dari direksi. Oleh karena itu, ia mempertanyakan bagaimana BUMD bisa untung dengan kondisi tersebut.
"Candi Borobudur 7 keajaiban dunia, di sini ada 8 di mana komisarisnya lebih banyak dari direksinya. Terus gimana mau untung, dijadikan sebagai tempat penampungan. Kenapa, sebagai ya nggak enak, temen ini itu dan sebagainya," ujarnya dalam acara dalam Penandatangan Kerjasama BUMN dan BUMD pada Sektor Pertambangan dan Pengelolaan Sampah di KPK Jakarta, Kamis (22/8/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data yang ia sajikan, jumlah BUMD tercatat 1.057 perusahaan dengan aset Rp 899,3 triliun. Adapun total direksinya sebanyak 1.907 orang dan jumlah dewa pengawas/komisaris 1.990 orang. Jumlah pegawai BUMD tercatat 153.760 orang.
Pada kesempatan itu, ia juga mengatakan, 30% dari jumlah BUMD kolaps. "Dari 1.057 BUMD ini yang asetnya Rp 889 triliun, itu mungkin dengan 2024 sudah meningkat. Dari 1.057 ini, itu 30% kolaps," katanya.
Tomsi mengatakan, perusahaan itu kolaps karena modalnya habis. Kemudian, perusahaan ini menjadi beban daerah karena harus membayar tenaga kerja atau pegawai.
"Kolapsnya modal habis, terus membebani daerah, apa, bayar itu loh bayar tenaga kerja, bayar pegawai," ujarnya.
(acd/rrd)