Jakarta -
Insiden dokter berusia 31 tahun di Kolkata, India, yang diperkosa hingga tewas menimbulkan perdebatan tentang keselamatan dokter wanita di seluruh negeri.
Hal ini memicu kemarahan besar, protes nasional, dan tuntutan untuk penyelidikan menyeluruh. Para dokter dan perawat wanita bergabung untuk mencari keadilan bagi korban yang diperkosa dan dibunuh pada 9 Agustus 2024 di RG Kar Medical College and Hospital.
Mereka juga menuntut keadilan untuk peningkatan keamanan bagi diri mereka sendiri. Beberapa dokter wanita juga mengungkapkan ketakutan mereka akibat insiden tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satunya Dr Yashi Jariya (28), seorang dokter residen THT tahun kedua di Rumah Sakit Dr Ram Manohar Lohia, New Delhi. Ia mengatakan tidak pernah terlalu memikirkan keselamatan pribadinya, meski sering menjadi sasaran amarah keluarga pasien.
Namun, setelah pembunuhan dan pemerkosaan ini, Dr Jariya mulai takut berjalan di sepanjang koridor rumah sakit yang sepi saat malam hari.
"Saya merasa tidak akan terluka di lingkungan rumah sakit karena ini adalah rumah kedua saya. Saya menghabiskan lebih banyak waktu di sini daripada di rumah, tapi semua ini telah hancur," beber Dr Jariya yang dikutip dari The Straits Times.
"Saya pribadi merasa sangat terganggu dengan semua yang terjadi. Jika ini bisa terjadi padanya (dokter Kolkata), itu bisa terjadi pada kita semua. Itu tidak mengenakkan bagi kita dan perlu tahu apa yang terjadi padanya," sambungnya.
Menyoal Kasus Dokter di Kolkata
Berdasarkan laporan kasus, dokter magang di Kolkata itu terakhir terlihat hidup di sebuah aula tempat dia tidur siang di sela-sela shift 36 jam. Keesokan harinya, jasadnya ditemukan oleh rekan-rekannya.
Laporan otopsi dan post-mortem yang bocor mengatakan korban menderita luka parah, dengan pencekikan sebagai penyebab kematian.
(sao/naf)