Kuala Lumpur -
Malaysia telah lama ingin mengikuti jejak China dengan diplomasi orang utan. Bedanya, orang utan hanya diadopsi tapi tidak keluar dari habitat asli.
Dilansir dari Channel News Asia pada Senin (19/8/2024), rencana itu diumumkan Malaysia pada bulan Mei. Malaysia berencana mengirimkan orang utan sebagai hadiah kepada negara-negara pembeli minyak kelapa sawit.
Tetapi, diplomasi itu menimbulkan menjadi ditentang keras. Sebab, orang utan terancam punah sehingga makin berisiko ketika diterbangkan dan ditempatkan di pertanian, khususnya kelapa sawit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada hari Minggu (18/8), Menteri Perkebunan dan Komoditas Johari Abdul Ghani mengatakan bahwa Malaysia telah mengubah rencana itu. Kini, setiap negara yang membeli minyak kelapa sawit akan diberi hak adopsi orang utan, namun tidak membawanya keluar dari habitat.
"Semua kegiatan konservasi akan dilakukan di kawasan hutan atau petak hutan di perkebunan kelapa sawit dengan nilai konservasi tinggi," katanya.
"Kawasan ini menyediakan ruang bagi orang utan untuk bergerak bebas, mencari makanan, dan bereproduksi tanpa gangguan dari manusia atau aktivitas lainnya," dia menambahkan.
China telah lama menggunakan diplomasi panda sebagai bentuk soft power.
Perusahaan meminjamkan panda ke kebun binatang asing dengan persyaratan yang ketat, termasuk mengembalikan keturunannya untuk bergabung dengan program pengembangbiakan China.
(bnl/fem)