Jakarta -
Wanita ini diet dengan makan sayuran kukus selama 6 bulan. Ia mengira pola makan ini juga berdampak baik untuk kesehatan secara umum, tapi penyakit fatty liver-nya justru memburuk!
Berbagai tips diet dijalani mereka yang sedang menurunkan berat badan atau lebih sehat, termasuk mengonsumsi makanan rendah kalori, rendah lemak, dan menyehatkan. Sayuran dan bijian pun kerap jadi daftar teratas ketika orang membicarakan makanan diet.
Anggapan ini juga diyakini wanita asal Ningbo, China bernama Ms Liu. Mengutip Must Share News (22/8/2024), wanita 29 tahuni ni pilih makan sayuran dan bijian kukus selama kurang lebih 6 bulan untuk mengatasi penyakit yang diderita.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat cek kesehatan rutin, ia mendapati dirinya mengalami perlemakan hati (fatty liver) tingkat ringan. Kondisi ini merupakan penumpukan lemak di hati yang kerap dialami orang obesitas dan diabetes tipe 2.
Penyakit fatty liver Ms Liu memburuk usai makan sayuran kukus selama 6 bulan. Foto: Must Share News
Ms Liu percaya ia mengalami fatty liver karena kelebihan makan daging. Karenanya ia pilih makanan nabati sehat. Berat badannya sebelum diet sekitar 58 kilogram dengan tinggi 160 cm.
Setelah 6 bulan makan sayuran kukus, berat badan Ms Liu turun 5 kilogram. Volume perutnya juga mengecil. Namun ketika cek ke dokter, ditemukan bahwa kondisi fatty liver-nya justru memburuk! Yang tadinya tingkat ringan menjadi sedang hingga parah.
Ms Liu pun terkejut dengan hasilnya. "Saya telah menjalani diet vegetarian selama enam bulan terakhir dan pada dasarnya makan sayuran kukus, bagaimana saya bisa didiagnosis menderita perlemakan hati yang parah? Ini tidak ilmiah," ujarnya.
Menanggapi kasus ini, Dr. Yang Naibi dari Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Ningbo mengatakan banyak orang memiliki asumsi yang salah bahwa perlemakan hati hanya memengaruhi pasien obesitas.
Dr Yang menjelaskan bahwa bagi pasien yang kondisi fatty liver-nya disebabkan oleh obesitas, maka penurunan berat badan yang sehat dan teruji ilmiah akan membantu menurunkan kadar lemak di hati mereka.
Ketiadaan konsumsi sumber protein membuat fatty liver Ms Liu justru memburuk. Foto: Must Share News
Namun, ia memperingatkan bahwa metode penurunan berat badan yang tidak sehat dan tidak ilmiah dapat memperburuk kondisi fatty liver. Hal ini terutama terjadi pada mereka yang menjalani diet berlebihan dan sangat kekurangan asupan protein.
Dalam kasus Liu, Dr Yang menunjukkan bahwa wanita 29 tahun itu hampir tidak mengonsumsi protein dan lemak selama enam bulan terakhir.
Dr Yang menjelaskan bahwa hati membutuhkan protein untuk memecah dan memetabolisme lemak. Jika lemak tidak dapat diangkut keluar dari hati, maka lemak akan mulai menumpuk di organ tersebut.
(adr/odi)