Jakarta -
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah buka suara soal penurunan angka kelas menengah di Indonesia. Ida menjelaskan, salah satu upaya Kemnaker menjaga jumlah kelas menengah dengan memperluas kesempatan kerja dan menambah angka wirausahawan.
Menurutnya, Kemnaker membuka program untuk mencetak 142.000 wirausahawan di Indonesia. Selain menjaga angka kelas menengah, Ida berharap program ini juga dapat mengangkat kelompok kelas menengah jadi naik kelas.
"Tahun ini kita akan memberikan kesempatan kepada calon pekerja, calon entrepreneur 142.000, ini pilihan-pilihan. Kami punya program tenaga kerja mandiri, kalau mereka sudah satu tahun kami berikan program ini, ketika satu tahun dia mampu merekrut tenaga kerja baru maka kita berikan program Tenaga Kerja Mandiri Lanjutan," kata Ida di Kompleks DPR RI Senayan, Jakarta Pusat, Senin (2/9/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah salah satu upaya kita agar jangan sampai kelas menengah ini turun kelas, malah justru naik kelas," sambung dia.
Upaya lainnya adalah memastikan jaminan sosial tersalurkan kepada masyarakat, termasuk mereka yang terdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Ia menyebut ada berbagai program yang disiapkan pemerintah, contohnya adalah Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).
"Mempertahankan kelas menengah ini di antaranya memastikan jaminan sosial kepada mereka. Kita juga sudah punya program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP). Kemudian dengan peraturan yang masih lama, peraturan Permenaker Nomor 4, JHT itu juga sebagai pilihan juga teman-teman yang menggunakan dana JHT untuk kondisi darurat," jelas Ida.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan kelas menengah berperan penting dalam meningkatkan ekonomi nasional. Namun, terjadi penurunan jumlah kelas menengah sebanyak 9,48 juta jiwa periode 2019-2024 menjadi ancaman serius bagi perekonomian.
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan kelas menengah merupakan penyumbang utama konsumsi rumah tangga yang selama ini menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kontribusinya mencapai 81,49%.
"Kelas menengah dan aspiring middle class memberikan kontribusi terhadap konsumsi rumah tangga total sebesar 81,49%, kontribusinya besar. Ini impact-nya pasti terhadap PDB dari segi konsumsi rumah tangga karena hampir memberikan 82% dari total konsumsi rumah tangga," kata Amalia dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (30/8/2024).
(ily/ara)