Istanbul (ANTARA) - Kepala Perusahaan Energi Atom Negara Rusia (Rosatom) Alexey Likhachev, Rabu, mengatakan bahwa pihaknya akan membantu China untuk menyalip AS dalam kapasitas tenaga nuklir terpasang.
"China memiliki rencana besar untuk pengembangan energi nuklir. Tujuannya adalah untuk mengejar dan melampaui AS dalam kapasitas terpasang, yang berarti mencapai kapasitas lebih dari 100 gigawatt," ujar Likhachev kepada Rossiya-1.
Dia mengatakan Rusia telah membantu membangun empat reaktor di China dan sedang membangun empat reaktor lagi, menekankan bahwa kerja sama di bidang nuklir "dapat diprediksi hingga satu abad ke depan."
China saat ini mengoperasikan armada nuklir terbesar ketiga di dunia, setelah AS dan Prancis, dan sedang memperluas kapasitasnya dengan cepat melalui proyek-proyek domestik dan kemitraan internasional.
Pada Selasa (2/9), Rusia dan China menandatangani 22 perjanjian selama kunjungan resmi Presiden Rusia Vladimir Putin ke Beijing, mulai dari energi dan sains hingga perawatan kesehatan, pertanian, dan media.
Putin pertama kali menghadiri pertemuan puncak dua hari Organisasi Kerja sama Shanghai (SCO) di kota pelabuhan Tianjin, China utara.
Dia kemudian melakukan perjalanan ke Beijing untuk mengadakan pembicaraan dengan Presiden China Xi Jinping dan menghadiri parade militer besar-besaran di ibu kota China tersebut untuk memperingati berakhirnya Perang Dunia ke-2 setelah Jepang secara resmi menyerah.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Hualong One, teknologi nuklir generasi ke-3 paling banyak digunakan
Baca juga: China tolak tawaran AS bergabung dalam pelucutan senjata nuklir
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.