Jakarta -
Natto dikenal sebagai makanan fermentasi Jepang yang ikonik. Namun, makan natto sangat dihindari oleh peselancar khususnya di Jepang. Ini alasannya!
Natto adalah makanan yang terbuat dari fermentasi kacang kedelai kuning. Natto memiliki tekstur yang lengket, berlendir dan berserabut. Aromanya pun sangat asam menyengat.
Di Jepang sendiri, natto jadi salah satu makanan yang mengundang kontroversi. Secara tradisional, natto kurang populer di Jepang bagian barat dibandingkan bagian timur. Umumnya natto diaduk dengan nasi hangat dan telur mentah sebagai makanan kaya nutrisi untuk sarapan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, ada kelompok demografi lain yang kurang berminat menyantap natto. Mereka adalah para peselancar, seperti yang dikutip dari Sora News 24 (16/09/24).
Natto biasanya dimakan dengan cara diaduk pakai nasi. Foto: iStock
Fenomena itu menjadi sorotan belakangan ini usai seorang pengguna X mengunggah tentang bagaimana sekitar 80% teman peselancar mereka tidak suka makan natto.
Bukan karena rasanya, melainkan karena reaksi alergi terhadapnya. Jumlah ini jauh lebih besar dibandingkan masyarakat umum, karena alergi natto jarang terjadi di Jepang.
Dalam cuitan tersebut dijelaskan bahwa sebenarnya ada hubungan tidak langsung antara selancar dan alergi natto. Itu merupakan hal yang tidak bisa dihindari di laut, yakni ubur-ubur.
Penjelasannya begini. Kecuali di Okinawa, di luar musim panas cuaca di Jepang tidak cukup hangat, sehingga mendukung olahraga laut. Sementara bulan Juni biasanya musim hujan dan badai petir.
Natto Foto: iStock
Jadi, bulan Juli dan Agustus merupakan bulan ideal untuk berselancar. Namun, bulan Agustus biasanya adalah musim ubur-ubur. Seperti yang kita ketahui bahwa sengatan ubur-ubur bisa menyebabkan alergi.
Pasalnya, tentakel pada ubur-ubur menghasilkan zat yang disebut asam poliglutamat (PGA) yang akan terpapar pada kulit manusia ketika disengat.
Sengatan ubur-ubur tersebut menyebabkan gatal dan nyeri. Selain itu, PGA juga diproduksi sebagai bagian dari proses fermentasi kedelai dalam pembuatan natto.
Biasanya jumlahnya sangat kecil, sehingga tidak menimbulkan masalah ketika dikonsumsi. Namun, sengatan ubur-ubur dapat menyebabkan peningkatan kepekaan terhadap PGA.
Jadi, jika peselancar makan natto, kemudian berselancar di laut dan terkena sengatan ubur-ubur bisa memicu alergi yang parah. Namun, ini tergantung pada kondisi dan reaksi tubuh masing-masing orang terhadap natto.
(raf/odi)