Jakarta -
Seorang warga Tamantirto, Kasihan, Bantul, Masyhuri Nur Farkhani (26) merasakan manfaat dari kehadiran Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan. Selama menjalani perawatan demam berdarah di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Farkhani sangat bersyukur lantaran seluruh biaya perawatan dan pengobatannya sepenuhnya ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
Farkhani dirawat di Bangsal Az-Zahra setelah didiagnosis positif terjangkit demam berdarah pada Senin (19/8). Awalnya, dia mengalami demam sejak Sabtu, lalu keesokan harinya, karena keadaannya tidak kunjung membaik, membuatnya memeriksakan diri ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS PKU Muhammadiyah Gamping. Setelah pemeriksaan awal dan tes darah, hasil menunjukkan positif demam berdarah, dan dianjurkan untuk rawat inap oleh dokter.
"Sejak awal prosedurnya adalah dilakukan pemeriksaan cek darah. Setelah menunggu hasil tesnya keluar, saya langsung dipasang infus. Setelah tahu bahwa hasilnya positif demam berdarah, dokter menganjurkan untuk menjalani rawat inap atau opname. Saya menjalani rawat inap mulai hari Senin dan sejak awal memang langsung periksa ke RS PKU Muhammadiyah," kata Farkhani dalam keterangan, Senin (2/9/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Farkhani didiagnosis dengan infeksi dengue yang positif berdasarkan tes NS1. Hal itu menunjukkan ada infeksi dengue yang aktif, meski Farkhani dinyatakan negatif tipes dan hasil tes lainnya juga normal.
"Sebelumnya belum pernah demam berdarah," ucap Farkhani.
Tanda-tanda peringatan demam berdarah sendiri adalah sakit perut yang parah, muntah yang tidak berhenti, pendarahan, atau penurunan tajam dalam jumlah urin. Pencegahan atau pengobatannya adalah minum banyak cairan seperti air, oralit, atau larutan elektrolit untuk menghindari dehidrasI merupakan risiko utama dalam kasus dengue.
Meskipun baru pertama kali terjangkit demam berdarah, namun beberapa anggota keluarga Farkhani pernah terjangkit sebelumnya. Istrinya pernah terkena demam berdarah. Kemudian disusul adiknya, sekitar satu bulan sebelum Farkhani terjangkit. Bahkan adiknya pernah tiga kali terkena demam berdarah.
Saat ini, Farkhani berharap trombositnya bisa kembali naik. Sebab trombosit yang rendah adalah salah satu tanda indikasi demam berdarah.
Pemantauan trombosit secara berkala sangat penting. Kadar trombosit yang sangat rendah bisa mengindikasikan risiko perdarahan, sehingga pengawasan oleh dokter sangat penting.
"Sekarang saya berharap trombosit naik, karena pernah trombosit saya paling rendah di angka 60," tutur Farkhani.
Saat ini, Farkhani menjalani perawatan yang baik dengan kontrol ketat terhadap infus dan pengobatan. Kontrol ketat terhadap infus adalah hal yang penting untuk menjaga hidrasi dan keseimbangan elektrolit.
"Dikasih obat setiap habis makan, obat yang dari infus juga dikontrol. Prosedurnya bagus," ungkap Farkani.
Dia mengungkapkan, dirinya sendiri terdaftar menjadi peserta JKN sudah sejak lama. Tepatnya dimulai sejak dirinya masih duduk di bangku SMA atau sekitar 10 tahun lalu. Ia menjadi peserta BPJS Kesehatan kelas 3, dan saat ini masih ikut bersama orang tuanya.
"Dulu jarang pakai jaminan dari BPJS Kesehatan karena belum pernah sakit parah sampai harus menginap di rumah sakit. Baru ini yang pertama kali," ujarnya.
Dari pengalaman pertama kali memanfaatkan layanan dari jaminan BPJS Kesehatan ini, Farkhani merasa sangat puas. Menurutnya, prosedurnya jelas dan hasilnya memuaskan. Kemudian pelayanan medis, baik dari segi komunikasi, perhatian, dan kualitas perawatan juga dinilai baik.
Dalam situasi rawat inap atau perawatan yang mahal, pasien tidak perlu khawatir, karena semua bisa dijamin Program JKN.
"Sangat puas dengan BPJS Kesehatan. Prosedurnya jelas, proses dari awal pendaftaran sampai selesai juga jelas, pelayanan juga memuaskan. Yang jelas sangat membantu finansial," tutup Farkhani.
(ncm/ega)