Jakarta - Pemerintah Indonesia terus mendorong implementasi energi baru terbarukan di berbagai sektor. Berbagai dukungan diberikan demi mengoptimalkan potensi yang tersedia.
Lantas, seberapa siap Indonesia menggenjot implementasi energi hijau? Pengamat ekonomi energi dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Yayan Satyakti mengatakan, dari sisi sumber daya manusia (SDM) Indonesia sebenarnya sangat siap.
Ia menyebut ekosistem saat ini mulai tumbuh dan didukung oleh SDM mumpuni. Dengan komitmen dan kepercayaan dari pemerintah, Yayan percaya ekosistem di Tanah Air tetap bisa dikembangkan.
"Dan kalau kita lihat SDM kita juga sudah relatif mampu kalau bicara lokal. Kecuali kalau untuk baterai kita harus beri paten dan lain-lain. Tapi saya kira kalo itu diberi kepercayaan, ada komitmen, pasti bisa dilakukan oleh orang Indonesia sendiri," katanya kepada detikcom, Kamis (12/9/2024).
Hanya saja ia mengingatkan untuk membebaskan kepentingan politik dan mengedepankan kompetisi yang bebas. Yayan menyebut hal itu membutuhkan komitmen kuat dari pemerintah.
"Butuh komitmen dan coba menghilangkan masalah-masalah oligarki, katakan free competition aja misalkan untuk pengadaan, teknologi, jangan sampai ada urusan politik masuk di kebijakan ini," imbuh dia.
Ia juga menyoroti perlunya dukungan terhadap skala investasi yang yang lebih serius, khususnya terkait upaya menekan emisi karbon. Ia menilai dalam 20-30 tahun ke depan sumber energi Indonesia masih didominasi oleh energi berbasis batu bara.
Adapun dari segi sumber daya alam (SDA), Yayan membeberkan beragam potensi yang dimiliki Indonesia, mulai dari panas bumi hingga energi surya. Satu yang menjadi catatan adalah dukungan infrastruktur dan teknologi yang harus terus ditingkatkan.
"Mungkin ini saatnya Pak Prabowo saatnya untuk membenahi infrastruktur energi. Jadi yang menjadi prioritas utama, kalo kemarin Pak Jokowi itu infrastruktur transportasi darat misalnya, kalau sekarang Pak Prabowo renewable energi menjadi prioritasnya," tutup dia. (ily/das)