Jakarta -
Sven-Goran Eriksson baru saja meninggal dunia. Mantan pelatih top itu pernah diredam dan dibikin repot Timnas Indonesia.
Eriksson, yang membawa Lazio scudetto pada akhir 1990-an, baru saja berpulang. Ia meninggal di usia 76 tahun usai mengidap kanker pankreas stadium akhir.
Pria asal Swedia itu merupakan pelatih berpengalaman. Ia sudah melatih di Eropa, Afrika, hingga Asia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pernah melatih di Eropa untuk Gotenborg, Benfica, AS Roma, Fiorentina, Sampdoria, Lazio, Manchester City, Leicester City, serta Timnas Inggris. Di Afrika, ia pernah menukangi Timnas Pantai Gading, dan di Asia pernah melatih beberapa klub China hingga Timnas Filipina.
Di Timnas Filipina, Eriksson juga berkesempatan melawan Timnas Indonesia. Itu terjadi di Piala AFF 2018.
Saat itu, Sven-Goran Eriksson memimpin The Azkals melawan Timnas Indonesia di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, dalam fase grup Piala AFF 2018. Siapa sangka, Eriksson kerepotan melawan Tim Garuda.
Di Jakarta, Eriksson dibuat kerepotan usai digempur Indonesia, yang saat itu dipimpin pelatih Bima Sakti. Diserang sejak awal, Filipina tak mampu mengalahkan Tim Merah Putih, usai ditahan 0-0. Meski begitu, Filipina tetap maju ke semifinal, sementara Indonesia tersingkir.
Itu menjadi pertemuan pertama dan terakhir Eriksson melawan Indonesia. Setelahnya, pria yang sudah menaklukkan Eropa itu memutuskan pensiun melatih.
Sepanjang kariernya, Eriksson sudah memimpin lebih dari 1.200 laga bersama timnya. Ia punya rasio kemenangan 52.11 persen, dengan catatan mengemas 629 kemenangan, 308 imbang, dan 270 kali kalah.
Sven-Goran Eriksson juga bisa juara bersama beberapa klub. Ia membawa Lazio meraih scudetto dan Piala Winners, Coppa Italia bersama Roma dan Sampdoria, juara Piala UEFA bersama Goteberg, dan merajai Liga Portugal di Benfica.
(yna/aff)