Jakarta -
Paus Fransiskus kerap kali tampil dengan mengenakan topi kecil bulat di atas kepalanya. Nama topi bulat kecil yang biasa dikenakan oleh pemimpin tertinggi Gereja Katolik dunia ini disebut zucchetto.
Tidak hanya Paus, beberapa gerejawi atau para rohaniwan Katolik lainnya juga biasa mengenakan zucchetto. Seperti Kardinal, Uskup Agung, Uskup, hingga Pastor. Namun penggunaannya hanya pada momen-momen tertentu.
Apa Itu Zucchetto?
Mengutip dari Collins English Dictionary, istilah zucchetto berasal dari bahasa Italia 'zucca', yang jika diterjemahkan secara harfiah artinya 'labu kecil'. Dalam Gereja Katolik Roma, topi atau kopiah bulat kecil ini dikenakan oleh kalangan gerejawi tertentu dan warnanya berbeda-beda sesuai dengan pangkat pemakainya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut urutan pangkatnya, untuk Paus atau pemimpin tertinggi Gereja Katolik dunia mengenakan zucchetto berwarna putih, untuk Kardinal mengenakan zucchetto berwarna merah, untuk Uskup mengenakan zucchetto berwarna ungu, dan untuk gerejawi lainnya, seperti Pastor mengenakan zucchetto berwarna hitam.
Paus Fransiskus mengenakan zucchetto warna putih (Foto: Max Rossi/REUTERS)
Sejarah Zucchetto
Mengutip dari Encyclopaedia Britannica, sejarah topi kecil bulat yang disebut zucchetto ini diketahui merupakan perkembangan dari pileus, yakni topi tanpa pinggiran yang biasa dikenakan oleh orang Romawi. Atribut topi kecil ini kemungkinan telah dikenakan oleh para rohaniwan sejak abad ke-13 silam.
Kemungkinan besar, topi ini awalnya digunakan untuk menutupi kepala para pendeta yang gundul di gereja-gereja yang dingin. Menurut Catholic Diocese of Wilmington, gaya mencukur rambut di bagian tengah kepala yang disebut tonsur ini bermaksud sebagai tanda kerendahan hati dan penyerahan diri.
Seperti dilansir The Catholic Encyclopedia Volume 15, penggunaan zucchetto secara umum diperkirakan sudah ada setelah abad ke-13, yang dibuktikan dengan munculnya topi ini pada lukisan para kardinal, "St. Francis before Honorius III". Dilukis sekitar tahun 1290 di gereja atas St. Francis di Assisi, Italia.
Topi ini juga terlihat di bawah tiara pada patung di makam Clement VI (meninggal 1352) di La Chaise-Dieu, Prancis. Meski begitu, tidak dapat dipastikan kapan zucchetto mulai dipakai secara umum oleh para pemuka agama Katolik. Sumber lain menyebutkan istilah zucchetto populer pada abad ke-16.
(wia/imk)