Kronologi Pembunuhan Anak Perempuan Dililit Lakban di Lebak

3 hours ago 4
winjudi situs winjudi online winjudi slot online winjudi online slot gacor online situs slot gacor online link slot gacor online demo slot gacor online rtp slot gacor online slot gacor online terkini situs slot gacor online terkini link slot gacor online terkini demo slot gacor online terkini rtp slot gacor online terkini Akun slot gacor online Akun situs slot gacor online Akun link slot gacor online Akun demo slot gacor online Akun rtp slot gacor online informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya winjudi

Lebak -

Polisi mengungkap linimasa peristiwa kasus pembunuhan anak perempuan tewas dlilit lakban di pantai Cihara, Lebak. Korban dibunuh di Cilegon dan dibuang ke Lebak.

Pembunuhan berawal dari tiga pelaku, yakni Saenah, Rahmi, dan Emi, yang kesal terhadap ibu korban. Saenah dan Rahmi punya utang pinjaman online yang mengatasnamakan ibu korban.

Selain itu, Saenah cemburu ke ibu korban karena ibu korban dekat dengan Rahmi. Diketahui, dari hasil pemeriksaan polisi, Saenah dan Rahmi terindikasi punya hubungan asmara sesama jenis. Sedangkan Emi kesal lantaran anaknya sering dimarahi oleh ibu korban.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Atas dasar itu, ketiga pelaku merencanakan pembunuhan dengan sasaran ibu korban satu bulan sebelum dibunuhnya korban. Namun, rencana itu tidak terwujud.

Rencana itu berubah sehari sebelum korban dieksekusi. Pada Senin (17/9), korban dibunuh oleh Saenah dan Emi di gudang bekas kamar kontrakan.

"Terkait masalah peran, jadi untuk perannya ini bahwa mereka sudah merencanakan ini 1 bulan sebelumnya dengan sasaran yang pertama itu saudara A (ibu korban). Namun karena tidak terlaksana, di hari Minggu sebelum kejadian tanggal 17 itu juga sudah merencanakan untuk mengeksekusi si korban ini," kata Kasat Reskrim Polres Cilegon AKP Hardi Meidikson, Senin (23/9/2024).

Di hari eksekusi itu, korban dibawa dari kamarnya oleh Saenah dan Emi ke lokasi pembunuhan di dekat rumah kontrakan korban.

"Jadi untuk pelaku SH dan EM itu sudah bersembunyi di situ untuk mengintai, ketika ibu korban keluar langsung disampaikan, itu sudah keluar kemudian anaknya itu diambil dibawa ke gudang itu."

Lokasi tempat korban dibunuh merupakan bekas kamar kontrakan yang dijadikan gudang. Jarak antara kamar korban ke gudang itu sekitar 3 meter.

"Jadi lokasi eksekusinya itu mereka membunuh korban ini itu sebelahan kamar, jadi posisinya itu kontrakan kamar-kamar, itu sebelahnya hanya sebelahan, mungkin jaraknya hanya 5 langkah dari kamar korban ke tempat yang sekarang dipakai gudang," ujarnya.

Di gudang itu, korban dibunuh dengan cara wajah dililit lakban dan dipukul menggunakan shockbreaker sepeda motor. Selain itu, korban juga dibekap menggunakan boneka.

"Pada saat sampai di gudang itu mulut korban ditutup pakai tangan, dibekap karena si korban ini melawan, digigit akhirnya ditutup menggunakan lakban di mulut," katanya.

Setelah korban tak bernyawa, kedua eksekutor ini memasukkan jasad korban ke boks plastik. Tak lama kemudian, jasadnya dimasukkan ke tas ransel.

"Sampai akhirnya korban sudah tidak sadarkan diri, sempat dimasukkan ke kontainer, dimasukin dulu sementara kemudian setelah dimasukin ke kontainer dimasukin ke tas ransel," tuturnya.

Selesai eksekusi, Saenah mengabari Rahmi bahwa eksekusi sudah selesai. Rahmi kemudian mendatangi rumah kontrakan korban, dia mengajak ibu korban untuk melaporkan ke Polres Cilegon terkait hilangnya korban.

"Setelah mengarahkan melaporkan ke sini (Polres Cilegon) barulah pelaku SH dan EM ini keluar, kemudian mereka mencar, untuk si EM langsung pulang ke Pandeglang, karena yang SH itu membawa korban pakai ransel itu untuk pergi," kata dia.

Setelah melaksanakan rencana eksekusi korban, ketiga pelaku bersembunyi di daerah Kramatwatu, Kabupaten Serang, mereka sebelumnya sudah berkeliling mencari lokasi pembuangan.

"Kemudian mereka bersembunyi di Kramatwatu sampai di tanggal 18 (September) itu mereka sudah keliling untuk mencari tempat pembuangan," katanya.

Ketiganya sempat berpikir untuk membakar korban namun tidak jadi. Ketiga korban kemudian menuju ke kontrakan dua pelaku lainnya yakni Ujang dan Yaya.

"Sebelumnya itu sempat diusulkan untuk dibakar, tidak jadi, kemudian sampai di Pandeglang di kontrakan milik saudara UH dan YH itu mereka meminta tolong untuk mencari jurang untuk dibuang," ujarnya.

Kelimanya berkumpul di kontrakan dua pelaku laki-laki ini, di tengah obrolan, ada rencana untuk mengubur korban namun ditolak oleh Ujang dan Yayan.

"Sempat diusulkan juga mereka untuk dikubur saja tapi untuk UH dan YH itu mereka ketakutan," katanya.

Kelima pelaku ini kemudian bersepakat untuk membuang korban ke daerah Lebak, Banten. Pelaku Ujang dan Yayan kemudian mengeluarkan jasad korban untuk dibuang ke jembatan dekat pantai.

"Karena waktu semakin larut akhirnya mereka bersama-sama menggunakan dua kendaraan bermotor ke arah Lebak untuk dibuang, sampainya di TKP untuk UH dan YH mengeluarkan korban dari dalam ransel dan dibuang di jembatan dekat pantai," katanya.

(bal/isa)

Read Entire Article