Saat Paus Fransiskus Singgung Bhinneka Tunggal Ika dan Pembukaan UUD 1945

2 weeks ago 20
winjudi situs winjudi online winjudi slot online winjudi online slot gacor online situs slot gacor online link slot gacor online demo slot gacor online rtp slot gacor online slot gacor online terkini situs slot gacor online terkini link slot gacor online terkini demo slot gacor online terkini rtp slot gacor online terkini Akun slot gacor online Akun situs slot gacor online Akun link slot gacor online Akun demo slot gacor online Akun rtp slot gacor online informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya winjudi

Jakarta -

Pemimpin Gereja Katolik sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus, bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta. Di depan Jokowi, Paus Fransiskus berpidato menyinggung Bhinneka Tunggal Ika dan Pembakaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

Dirangkum detikcom, pertemuan Paus Fransiskus dan Jokowi di Istana Kepresidenan terjadi pada Rabu (4/9/2024). Dalam salah satu pidato Paus Fransiskus, ia memuji semboyan Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika, semboyan yang mencerminkan realitas keberagaman di negara ini.

"Semboyan negara Anda, Bhinneka Tunggal Ika, bersatu dalam keberagaman secara harafiah berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua, berarti mengungkapkan realitas beraneka sisi dari berbagai orang yang disatukan dengan teguh dalam satu bangsa," kata Paus Fransiskus dalam bahasa Italia yang terjemahkan oleh penerjemah sebagaimana ditayangkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Paus Fransiskus datang ke Indonesia - 'Ketegangan timbul karena mereka yang berkuasa ingin memaksakan visi mereka'Paus Fransiskus datang ke Indonesia - 'Ketegangan timbul karena mereka yang berkuasa ingin memaksakan visi mereka' Foto: BBC Indonesia

Bhinneka Tunggal Ika, semboyan Indonesia yang ada dalam lambang negara Garuda Pancasila, dinilai Paus Fransiskus juga mencerminkan keanekaragaman kekayaan alam di Indonesia. Kondisi alamiah juga tercermin pada kebudayaan masyarakat Indonesia.

"Perbedaan-perbedaan Anda secara khusus berkontribusi bagi pembentukan mozaik yang sangat besar, yang mana masing-masing keramiknya adalah unsur tak tergantikan dalam menciptakan karya besar yang autentik dan berharga," ucapnya.

Kerukunan, menurut Paus, tercipta setelah semua kebutuhan tiap-tiap unsur dipertimbangkan. Tiap-tiap kelompok agama beriktikad baik dan melayani kebaikan bersama.

"Solidaritas adalah unsur hakiki dan semua orang memberikan sumbangsihnya, membantu mengidentifikasi solusi-solusi yang tepat untuk menghindari kejengkelan yang muncul dari perbedaan, dan mengubah perlawanan kepada kerja sama yang efektif," ujar Paus.

Solidaritas dalam keberagaman menciptakan harmoni yang seimbang. Namun keseimbangan ini rawan pecah karena banyak unsur di dalamnya.

"Keseimbangan yang bijaksana namun rentan ini, antara kemajemukan budaya yang besar dan ideologi-ideologi yang berbeda, dan cita-cita yang mempererat persatuan, haruslah dibela terus menerus dari pelbagai ketimpangan. Ini adalah karya keterampilan yang dipercayakan kepada semua orang, tetapi secara khusus kepada mereka yang terlibat dalam kehidupan politik yang harus memperjuangkan kerukunan, persamaan, rasa hormat atas hak-hak dasar manusia," katanya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya:

Read Entire Article