Bos Freeport Ungkap Tantangan Usai Smelter Gresik Resmi Beroperasi

3 hours ago 2
winjudi situs winjudi online winjudi slot online winjudi online slot gacor online situs slot gacor online link slot gacor online demo slot gacor online rtp slot gacor online slot gacor online terkini situs slot gacor online terkini link slot gacor online terkini demo slot gacor online terkini rtp slot gacor online terkini Akun slot gacor online Akun situs slot gacor online Akun link slot gacor online Akun demo slot gacor online Akun rtp slot gacor online informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya winjudi

Jakarta -

Hari ini PT Freeport Indonesia (PTFI) resmi memproduksi katoda tembaga melalui fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur (Jatim). Namun, Presiden Direktur (Presdir) Freeport Indonesia, Tony Wenas menyebut masih ada tantangan yang harus pihaknya.

Dia mengatakan pihaknya tidak sulit mencari offtaker atau pembeli produk akhir katoda tembaga untuk Smelter Gresik. Dia bilang yang menjadi kendala adalah pihaknya tidak bisa menentukan harga jual. Situasi tersebut berbeda di sektor manufaktur.

"Kalau untuk produk tambang sebenarnya tidak sulit juga karena pasarnya terbuka. Problemnya, harga jualnya tidak bisa kita yang menentukan, beda sama produk manufacturing," kata Tony di Gresik, Jawa Timur, Senin (23/9/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tony menjelaskan di sektor manufaktur, pelaku usaha dapat menentukan harga jual produknya. Sementara, industri tembaga hanya mengikuti harga pasar. Apabila suplainya berlebih dan sepi peminat, harganya bisa turun.

"Mereka menentukan mau jual berapa harga barang ini. Ini tidak bisa harus berdasarkan harga pasar. Jadi, kita price taker bukan price maker. Jadi kalo ditanya pasar, yaaa ada. Tapi kalau suplai berlebih, sepi permintaan, ya harga turun," tambahnya.

Meski begitu, dia bilang saat ini harga tembaga sudah naik. Dia berharap permintaan mulai meningkat seiring dengan adanya transisi energi baru terbarukan. Dengan begitu, penerimaan negara menjadi lebih besar.

"Tapi harga tembaga dan emas sekarang sedang naik lagi. Mudah-mudahan ke depan dengan tembaga akan lebih banyak dibutuhkan adanya transisi energi, renewable energy, ini diharapkan demandnya akan lebih tinggi dan supply biasa saja sehingga penerimaan negara akan lebih besar lagi," jelasnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan produksi perdana smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur. Smelter yang dibangun Rp 56 triliun ini digadang-gadang bisa memproduksi 900.000 ton katoda tembaga per tahun. Jokowi mengatakan, pembangunan smelter ini adalah upaya menyongsong Indonesia sebagai negara industri. Sumber daya alam (SDA) tidak lagi diekspor mentah namun akan hilirisasi terlebih dahulu untuk dapat nilai tambah.

Dari investasi Rp 56 triliun tadi, smelter Gresik dapat mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga yang dibawa dari Papua menjadi 900 ribu ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 210 ton perak.

"Pembangunan smelter ini merupakan usaha kita menyongsong Indonesia menjadi negara industri maju yang mengolah sumber daya alamnya sendiri dan tidak ekspor bahan mentah atau raw material," beber Jokowi dalam peresmian yang dilakukan virtual, Senin (23/9/2024).

(das/das)

Read Entire Article