Bak Srikandi, Ini Cerita Ladies Squad Bea Cukai Jegal Rokok Ilegal Rp 66 M

3 hours ago 4
winjudi situs winjudi online winjudi slot online winjudi online slot gacor online situs slot gacor online link slot gacor online demo slot gacor online rtp slot gacor online slot gacor online terkini situs slot gacor online terkini link slot gacor online terkini demo slot gacor online terkini rtp slot gacor online terkini Akun slot gacor online Akun situs slot gacor online Akun link slot gacor online Akun demo slot gacor online Akun rtp slot gacor online informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya winjudi

Karimun -

Tim Ladies Squad Marine Customs di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Khusus Kepulauan Riau beberapa waktu lalu berhasil menggagalkan penyelundupan rokok ilegal senilai lebih dari Rp 66 miliar. Rokok ilegal tersebut berasal dari Thailand yang hendak dikirim ke Sungai Kampar, Riau, pada 3 September 2023.

Desi Sundra Santika (Deasy), Nahkoda dari kapal patroli Ladies Squad Marine Customs menceritakan temuan rokok ilegal tersebut merupakan informasi yang berasal dari unit intelijen. Setelah mengetahui ciri-ciri kapal, salah satu tim patroli menemukan adanya kapal kayu yang sesuai dengan informasi intelijen, kemudian dilakukan pengejaran.

"Pada pukul 23.00 WIB BC 1410 yang berada di Perairan Mendol melihat kapal kayu tanpa lampu navigasi menuju Sungai Kampar. BC 1410 langsung menghubungi satgas lain termasuk speedboat Banteng untuk melakukan proses penindakan," ungkap Deasy kepada detikcom, beberapa waktu lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun satgas yang terlibat waktu itu adalah BC 1410, BC 15020, BC 15050 dan BC 10021. Pada saat itu Speedboat Banteng yang menjadi tunggangan tim Ladies Squad Marine Customs berada di sekitar perairan Tambelan.

Srikandi Bea Cukai Foto: detikcom/Moch Prima Fauzi

Dari hasil pemeriksaan diketahui kapal tersebut bernama KM. Nusantara 5 dengan 7 ABK dengan muatan lebih kurang 3.000 kardus (30.900.000 batang) BKC HT tanpa pita cukai. Nilai barang tersebut Rp 66.898.500.000. Sementara kerugian negara ditaksir Rp 47.223.195.375.

"Pada saat penegahan itu ada 4 kapal speedboat yang terlibat. Dan salah satunya adalah speedboat Banteng yang beranggotakan tim Ladies Squad. Pada saat itu sudah ada informasi dari unit intelijen bahwa ada kapal yang akan masuk menuju Kampar. 4 kapal yang beroperasi mengatur strategi dan lokasi penjagaan untuk menemukan kapal tersebut. Akhirnya team Satgas BC 1410 menemukan kapal tersebut dan menginformasikan kepada kami untuk melakukan pencegahan dan pengamanan untuk mengawal kapal menuju ke Kanwil DJBC Khusus Kepri," tutur Deasy.

Tak hanya rokok, Deasy bercerita ia dan timnya juga pernah mengamankan beberapa jenis barang selundupan di antaranya minuman keras, bawang, hingga barang-barang bekas dan campuran.

"Untuk komoditi tangkapan ada bermacam-macam dan dari berbagai negara asal seperti dari negara Thailand, Vietnam, Malaysia dan Singapura. Komoditinya seperti rokok, barang campuran dan MMEA (minuman alkohol) dan lain-lain," jelasnya.

Deasy sudah menjadi Nakhoda di tim Ladies Squad Marine Customs sejak 2022 atau dari pertama pasukan Srikandi tersebut dibentuk. Segala tantangan dan rintangan pernah ia lalui. Namun, yang paling menantang baginya adalah cuaca dan ombak.

"Tantangan terbesar pada saat patroli laut adalah cuaca yang tidak menentu. Kita tetap melaksanakan patroli seperti yang sudah diperintahkan bergerak dari satu lokasi ke lokasi lainnya meskipun di saat cuaca tidak bagus atau berombak tetapi kami semua tetap mengutamakan keselamatan ABK dan kapal. Kita dituntut untuk tetap berkonsentrasi penuh dan tidak boleh lengah dalam kondisi apapun," kata Deasy.

"Ada beberapa kali melakukan pemeriksaan bersama teman-teman ladies, pada saat itu pemeriksaan kapal dari luar negeri menuju ke daerah pabean. Pada saat itu cuacanya lumayan buruk sehingga kami mengalami kesulitan dalam melakukan pemeriksaan. Tetapi akhirnya dengan semangat dan kesabaran kami akhirnya bisa sandar dan melakukan pemeriksaan terhadap kapal tersebut," pungkas Deasy.


(ncm/ega)

Read Entire Article